Bisakah Transgender
BERITA UNIK BERITA VIRAL

Bisakah Transgender Hamil? Mari kita jawab Rasa Penasaran Anda

HOBIQQLOUNGE – Bisakah Transgender Hamil? Mari kita jawab Rasa Penasaran Anda

Beberapa waktu belakangan ini, publik di kejutkan oleh kabar dua sosok selebritis Indonesia yang di kenal sebagai transgender.

Yang baru-baru ini ramai di bicarakan adalah sosok yang pertama menjadi sorotan karena rencananya untuk melakukan cangkok rahim.

Sementara sosok yang lain, menjadi buah bibir masyarakat karena kabar kehamilannya. 

Tentu saja, kedua kabar ini menggegerkan masyarakat.

Meski secara penampilan kedua sosok tersebut menyerupai perempuan yang cantik dan anggun, tetapi secara organ reproduksi hal ini menjadi pertanyaan besar.

Benarkah seorang transgender bisa hamil? Daripada penasaran, yuk kali ini HOBIQQ akan menjawab rasa ingin tahu

Mengenal Cangkok Rahim

Bisakah Transgender

Cangkok rahim pertama kali di inisiasi oleh seorang peneliti bernama Emil Knauer pada tahun 1896.

Knauer yang berasal dari Austria tersebut melakukan percobaan transplantasi BandarQ terhadap kelinci.

Setelah melakukan berbagai penelitian, cangkok rahim pun akhirnya dapat di lakukan terhadap manusia.

Cangkok rahim di lakukan dengan cara mengambil rahim perempuan pendonor, kemudian menyimpannya pada wadah khusus dengan suhu tertentu.

Rahim yang di donorkan bisa berasal dari perempuan yang masih hidup atau pun sudah meninggal, dengan kondisi rahim yang sehat. 

Penerima donor akan menjalani serangkaian pemeriksaan sebelum melakukan operasi pencangkokan.

Rahim yang akan di cangkok pun di lihat kondisi dan fungsinya. Jika semuanya di nilai baik, maka operasi pencangkokan bisa di lakukan. 

Butuh waktu selama enam bulan untuk melihat fungsi dan kinerja rahim yang telah di cangkok.

Apakah Cangkok Rahim dapat Membuat Seseorang Hamil?

Apakah Cangkok Rahim dapat Membuat Seseorang Hamil

Apabila fungsi cangkok rahim berjalan dengan baik, maka kehamilan bisa terjadi melalui proses fertilisasi.

Sel sperma dan sel telur akan di gabungkan di laboratorium untuk kemudian ditanamkan pada rahim yang dicangkokkan.

Proses ini mirip dengan proses penanaman embrio pada bayi tabung atau IVF.

Dilansir dari Bionews, tingkat kesuksesan kehamilan hingga kelahiran penerima donor cangkok rahim ini cukup mengesankan. Tercatat sebanyak 20 kelahiran terjadi dari 70 cangkok yang dilakukan. 

Risiko Melakukan Cangkok Rahim

Bisakah Transgender

Seperti kebanyakan praktek cangkok organ tubuh, cangkok rahim pun tidak lepas dari risiko yang mengintainya.

Terutama risiko penolakan tubuh terhadap rahim orang lain yang di tanamkan. 

Tubuh bisa merespon rahim yang di cangkokkan sebagai benda asing yang kemudian berbalik diserang oleh sistem kekebalan.

Hal ini bisa di minimalkan dengan melakukan terapi penekan sistem kekebalan tubuh pada sang Penerima Donor.

Tetapi, hal ini juga masih belum bisa di pastikan keberhasilannya 100 persen. 

Risiko lain dari cangkok rahim adalah fungsinya yang bersifat sementara. Rahim yang di cangkokkan ini tidak bisa berfungsi maksimal selayaknya rahim sendiri.

Setelah dua sampai tiga kali kelahiran, rahim cangkokan ini harus diangkat. 

Namun yang harus di ingat, cangkok rahim ini masih dalam tahap penelitian klinis dan eksperimental.

Meski ada kisah yang sukses, tetapi kondisi tiap orang berbeda-beda sehingga praktek ini masih harus terus di kembangkan agar pasti keamanannya.

Bisakah Transwoman Hamil dengan Cangkok Rahim?

Lantas, yang menjadi pertanyaan banyak orang adalah dengan metode cangkok rahim, mungkinkah seseorang yang di lahirkan secara fisik sebagai laki-laki bisa hamil?

Jawabannya tidak. Meskipun secara wujud rahim tersebut ‘melekat’ pada tubuh seorang transwoman, tetapi secara alamiah tubuhnya tidak dapat menghasilkan plasenta yang di butuhkan untuk mempertahankan kehamilan dan persiapan menyusui.

Keberadaan rahim hanya sebagai ‘wadah’, tetapi hormon estrogen yang di produksi ibu hamil tidak di miliki oleh seorang transwoman.

Fungsi-fungsi inilah yang tidak dapat di penuhi oleh seorang transwoman seperti layaknya fungsi reproduksi seorang perempuan. 

Di lansir dari AGEN POKER American, secara alamiah tubuh laki-laki memproduksi hormon seks yang di sebut androgen.

Hormon seks dalam jumlah tinggi dapat mengancam ‘kehamilan’. Sekalipun pengobatan hormon bisa menekan jumlah hormon androgen pada laki-laki, tetapi terapi tersebut mungkin tidak cukup mampu mempertahankan ‘kehamilan’.

Selain itu alirah darah yang kurang dan konsisten ke janin, serta lingkungan biologis yang tidak seharusnya, dapat membahayakan janin maupun mereka yang ‘mengandungnya’.

Bisakah Transman Hamil?

Bisakah Transgender

Transman adalah seseorang yang di lahirkan secara fisik sebagai perempuan, tetapi mengidentifikasi gendernya sebagai laki-laki.

Pada banyak kasus, transman melakukan terapi-terapi hormon untuk memunculkan karakteristik laki-laki pada fisiknya. 

Banyak transman yang mengonsumsi testosteron untuk membuatnya ‘steril’ dan berpotensi tidak hamil.

Saat mengonsumsi testosteron, ovulasi mungkin terhenti selama enam hingga 12 bulan. Tetapi, cadangan sel telur tidak hilang.

Jika seorang transman berhenti mengonsumsi testosteron, maka siklus menstruasinya akan kembali dalam waktu sekitar enam bulan.

Oleh karena itulah, seorang transman yang menjalani terapi hormon testosteron pun masih berpotensi untuk hamil.

Sebuah penelitian yang di lakukan oleh Universitas Rutger di tahun 2019 menemukan bahwa sekitar 30 persen transman mengalami kehamilan yang tidak di rencanakan karena kurangnya pengetahuan tentang hal ini.

Nah, demikian jawaban dari pertanyaan banyak orang mengenai apakah seorang transgender bisa hamil. Semoga informasi ini dapat menambah wawasan ya . 

Bisakah Transgender

Baca Juga: Selain Oral Seks Dengan Mulut Ternyata Ada Cara Tips Lainya !

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *