Hobiqq – Bagi sebagian orang, bentuk ular yang memanjang dan meliuk-liuk saat dipegang sudah membuat mereka geli dan ketakutan. Penyakit Jamur Mematikan Mengubah Penampilan Ular
Apalagi jika sang ular mengalami mutasi hingga membuat wajah berubah seperti monster, pasti akan lebih menakutkan lagi.
Tapi itulah yang terjadi pada beberapa ekor ular yang berada di sebagian wilayah alam liar di Amerika Serikat.
semakin banyak ular yang mengalami kelainan bentuk wajah yang mengerikan ini.
Bentuk ular yang rusak dan kering ini di sebabkan oleh karna terkena penyakit jamur yang di sebut SFD (jamur kulit)
Seperti namanya, SFD disebabkan oleh jamur dan saat ini kasusnya meningkat secara substansial di bagian timur negara adidaya itu, menurut Survei Geologi AS (USGS).
Reaksi fatal karna jamur ini hanya dapat kita temukan pada ular saja . Namun masih perlu penelitian lebih lanjut,” kata USGS dalam rilis berita.
Di teletih dengan ular yang sudah terkena jamur tersebut, dan memilii beberapa faktor jika ular sudah terkena jamur tersebut.
Beberapa gejala tersebut di antaranya munculnya borok atau koreng pada sisik, nodul (benjolan abnormal) di bawah kulit, molting (pergantian kulit) abnormal, kekeruhan putih pada mata, dan kelainan bentuk wajah.
Jika di biarkan terus ular tersebut akan kurus dan mengering sejalan nya dengan waktu. Bahkan jika sampai parah bisa mengakibatkan kematian.
Menurut USGS, populasi ular di bagian timur AS sudah menurun banyak karena hilangnya habitat dan berkurangnya mangsa.
Foto Dari Awal Hingga Akhir
Dengan adanya SFD ini dapat mempercepat penurunan populasi ular di bagian timur AS.
Foto-foto dari ular yang terkena SFD saat masih sehat dan segar hingga tidak dapat di kenali lagi .
Ular tersebut tidak bisa kenali lagi saat terkena SFD. Kulitnya tampak kering dan mengeras. Sementara wajahnya tampak lebih mengerikan dari sebenarnya.
” Sebagian ular-ular yang mengalami SFD ini mengalami kebutaan akibat penyakit ini,” kata USGS di Facebook.
Ilmuwan USGS dari National Wildlife Health Center (NWHC) berpartisipasi dalam proyek kolaboratif dengan beberapa lembaga sumber daya alam negara bagian untuk lebih memahami SFD dan potensi dampaknya terhadap populasi ular.
NWHC telah menganalisis sampel lebih dari 100 bangkai utuh dan biopsi ular yang menunjukkan tanda-tanda klinis yang konsisten dengan SFD.
Sebuah studi pada tahun 2016 oleh para ilmuwan NWHC menemukan fakta baru di mana kondisi ular yang terjankit jamur terlihat berbeda reaksi nya pada tampilan ular tersebut , ilmuwan berasumsi ada faktor dari linkungan.