HOBIQQ LOUNGE – Berpasangan atau jomblo, Itu hanya merupakan sebuah pilihan bagi manusia normal, banyak oang berpendapat lebih baik berpasangan daripada jomblo begitupun sebaliknya, sejatinya manusai bisa berbahagia dengan caranya masing-masing.
Menurut study terbaru, ternyata mereka berpendapat bahwa yang sudah berpasangan tidurnya lebih nyenyak di banding dengan yang masih lajang. akan tetapi lebih baik kita simak penjelasan di bawah ini :
1. Menguji banyak orang & tidak semuanya berpasangan
Hubungan antar tidur bersma dengan kualitas tidur masih samar. Di muat dalam jurnal Sleep dan di presentasikan dalam Associated Professional Sleep Societies, para peneliti Amerika Serikat (AS) ingin mengetahui hubungan tidur bersama dengan kualitas tidur seseorang.
Bertajuk “Bed Sharing Versus Sleeping Alone Associated with Sleep Health and Mental Health”, para peneliti menggunakan data studi Sleep and Health Activity, Diet, Environment, and Socialization (SHADES) di Pennsylvania. Hasilnya, penelitian ini melibatkan 1.007 partisipan usia produktif.
Para penelti mengukur tidur bersama berdasarkan waktu yang di habiskan tidur bersama, antara “Tidak pernah” atau “Hampir setiap malam”.
2. Orang yang tidur dengan pasangan tidur paling nyenyak
Di banding dengan yang tidak pernah tidur dengan pasangan, partisipan yang tidur sengan pasangan hampir setiap malam tidur lebih nyenyak, bebas dari indomnia dan lebih bersemangat.
Meski tidur bersama pasangan ynag mengorok atau tidur tidak menentu, ini bisa tetap bermanfaat, ujar peneliti senior dari Sleep and Health Research Program University of Arizona, Michael Gardner.
Selain itu, kemungkinan bangun tiba-tiba lalu tak bisa tidur lagi juga lebih kecil saat tidur bersama pasangan. Para peneliti juga mengatakan bahwa mereka yang tidur bersama pasangan juga mencetak skor depresi, kecemasan, dan stres yang lebih minim, serta lebih puas dari segi hubungan dan hidup. SITUS POKER ANDALAN
3. Tidur Bersama lebih bermanfaat
Para peneliti mencatat bahwa temuan mereka ini berlainan dengan percobaan laboratorium sebelumnya. Pada temuan tersebut, mereka yang tidur bersama mencatatkan jam tidur lebih pendek dan gerakan pasangan tidur memicu aktivitas otak hingga tak bisa tidur.
Mekanisme di balik temuan ini masih belum di ketahui. Namun, Michael memaparkan bahwa rasa aman dan sosial bisa jadi faktornya.
Selain itu, mereka yang tidur sendiri bisa jadi sudah memiliki kecenderungan depresi dan kecemasan. Meski begitu, para peneliti mencatat hal ini tergantung dari faktor individu. Jika pasangan bikin stres, hal ini justru bikin tidur bersama tidak nyaman.
4. Peringatan tidur untuk yang sudah punya anak
Kabar buruknya, mereka yang tidur sendiri terancam insomnia, terlihat lebih sering mengantuk, dan risiko apnea tidur lebih besar. Selain itu, tidur sendirian juga di hubungkan dengan risiko depresi lebih besar, dukungan sosial lebih minim, dan kepuasan hidup lebih kecil.
Menariknya, ini bukan dengan siapa mereka tidur. Saat kami memantau mereka yang tidur bersama anak, jawabannya berbeda… Apakah karena kehadiran bayi membuat stres? Atau, mereka tidur tak beraturan dan berisiko menendang? Tidak ada yang tahu,” kata Michael seperti di lansir WebMD.
Di sisi lain, mereka yang tidur dengan anggota keluarga lain memiliki risiko apnea tidur yang tak kalah besar. HOBIQQ