BERITA KESEHATAN BERITA UNIK BERITA VIRAL

Penularan Virus HIV/AIDS yang Perlu di Waspadai

HOBIQQ LOUNGE – Penularan virus HIV/AIDS Sejatinya merupakan dua istilah berbeda, HIV termasuk jenis penyakit menular yang membahayakan. Di katakan demikian, karena terdapat risiko yang lebih besar dari akibat HIV ini.

Terlebih jika seseorang gak melakukan pengobatan dan perawatan. Belum lagi, lemahnya kesadaran seseorang yang terinfeksi berpeluang besar menyebarkan virus dan meningkatkan jumlah infeksi. Memangnya, bagaimana cara penularan HIV/AIDS?

1. Transfusi Darah

Penularan

Jika kamu mendonorkan darah, PMI akan sangat selektif dalam memilih kualitas darah yang donatur berikan. Setelah di ambil, darah akan melewati sejumlah screening untuk di tes, apakah bebas penyakit menular, termasuk HIV/AIDS. Jika gak, maka darah akan di musnahkan. Hmm,  sebenarnya agak eman, ya. Secara cari donor darah gak mudah.

Namun, hal ini di lakukan guna menjaga kesehatan penerima donor agar memiliki kualitas hidup baik tanpa infeksi penyakit tambahan. Transfusi darah sendiri berisiko 90 persen lebih tinggi terhadap penularan HIV/AIDS.

2. Transmisi Seksual

Penularan

Hubungan seks penetratif merupakan salah satu cara penularan HIV/AIDS yang paling sering terjadi. Walau demikian, HIV gak selalu di tularkan dengan satu kali seks vaginal. Namun, potensi penularan selalu ada, karena terjadi pertukaran cairan. UNAIDS mencatat, seks anal sepuluh kali lebih berisiko daripada vagina.

Seseorang dengan HIV yang gak di obati akan mudah menularkan virus melalui hubungan seks. Terlebih jika memiliki bisul atau keputihan. Ini bisa 6 hingga 10 kali lebih tinggi potensi penularannya. Meski begitu, risiko ini bisa di cegah dengan pengobatan antiretroviral. Situs Poker Andalan.

3. Penggunaan Jarum suntik Bergantian

Penularan

Kalau sedang donor darah saja, misalnya, petugas kesehatan akan rutin mengganti jarum suntik. Satu jarum suntik hanya boleh di gunakan untuk satu kali pengambilan darah.  Sebab, salah satu cara penularan HIV/AIDS yang cukup tinggi adalah penggunaan jarum secara bergantian.

Bahkan jika jarum telah di sterilkan, risiko penularan tetap besar. Fenomena ini jamak di jumpai pada kelompok pengguna narkotika, khususnya jenis suntik.

4. Menurun dari Ibu ke Anak

HIV dapat di tularkan dari ibu ke anak melalui kehamilan, persalinan, dan menyusui. Cara penularan HIV/AIDS melalui ibu, berpotensi besar, sekitar 15-30 persen. Namun, besar kecilnya potensi penularan di pengaruhi oleh jumlah viral load.

Semakin besar jumlah viral load dalam tubuh, makin besar pula potensi penularannya. Begitu juga sebaliknya. Kendati demikian, angka viral load bisa di tekan selama ibu mendapatkan pengobatan antiretroviral secara rutin. Terdapat cara agar HIV gak menular ke anak selama proses mengandung hingga menyusui.

5. Potensi lain, Tatto dan Tindik

Penggunaan jarum sebagai alat tindik atau tato juga bisa menjadi cara penularan HIV/AIDS. Terlebih jika area yang berinteraksi dengan kulit, kemungkinan menyebabkan darah gak di buang. Selain itu, akan berisiko ketika area lain yang gak bersentuhan, ikut gak di sterilkan.

Termasuk juga pada pisau cukur. Buang pisau tajamnya dan sterilkan alat pencukur sebelum di gunakan. Namun, jika memungkinkan, sebaiknya hindari penggunaan benda-benda ini secara bersamaan, karena risiko penularannya tetap ada. HOBIQQ

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *