CENDRAWASI burung surga adalah sebutan untuk unggas langkah yang masi hidup, dan masih dapat kita nikmati keindahan nya sampai saat ini.
tanah papua terkenal dengan keindahan hutan serta flora dan fauna yg masi tumbuh dan berkembang pesat.
keindahan dari burung cendrawasi ini tentu membuat banyak pihak ingin mengoleksinya.
bahkan banyak kaum manusia yang memburu burung ini demi kepentingan pribadi dan untuk keuntungan peribadinya
seperti memburu lalu kemudian menjualnya kepada agen atau pembeli untuk diambil bulunya.
manusia memburunya untuk menjual dan mengambil bulunya sebagai bahan untuk membuat hiasan mahkota cendrawasi .
Berbicara tentang mahkota cenderawasih, sebenarnya hal ini berkaitan erat dengan adat istiadat para suku di Tanah Papua. Mahkota ini cuma layak di pakai oleh seorang Ondoafi (kepala suku) atau orang yang memiliki jabatan tinggi. Rakyat biasa tak boleh memakainya.
istilah burung surga tersebut berlula dari kisah seorang ilmuwan atau seorang penjelajah vanesia yg bernaa antonia pigaffeta. ia melakukan perjalanan keliling dunia pada tahun 1522. dan salah satu tempat yg di singgahi adalah indonesia.
Selain di percaya punya warna yang indah. Cendrawasih juga di percaya oleh banyak orang tak pernah menapakkan kakinya ke tanah. Orang Eropa percaya kalau burung ini tak pernah turun ke bumi, ia hanya berada di luar angkasa.
Makanannya adalah embun, proses kawin di lakukan di udara, telur dierami dengan betina yang duduk di atas pejantannya.
Kalau sudah lelah terbang, maka burung ini hanya akan hinggap di pohon.
karena mengetahui bahwa cendrawasi memang ada , banyak sekalim orang eropa yang melakukan perjalananke nusantara untuk memburu hewan ini.
bulunya yang halus nan indah bisa di jadikan hiasan mahkota dan topi para bangsawan.
Agar tidak melewatkan Info Menarik dan Terupdate dari HobiQQ 🙂
Link Login terbaru : 7hobiq.xyz
aat datang ke daratan Eropa, burung ini sudah tidak memiliki kaki. Hal inilah yang membuat banyak orang percaya kalau Cenderawasih memang tak hidup di bumi.
Gelar ‘paradisaea’ juga membuat harganya tetap mahal, walaupun saat datang sudah dalam bentuk awet karena pengasapan. Nama ilmiah ‘apoda’ sendiri artinya tanpa kaki.
