BERITA VIRAL Uncategorized

Cerita Orang Tua Yang Rela Jual Ginjal Demi Anaknya

HOBIQQLOUNGE – Bukan sebuah cerita atau dongeng lagi bahwa biaya pendidikan di Indonesia bisa terbilang cukup mahal. Bukan hanya pendidikan jenjang kuliah saja, namun dari tahap pertama sekolah, biaya sudah terlihat sangat menjerat. Terlepas dari itu, banyak kisah orang tua yang inginkan anaknya menempuh pendidikan setinggi-tingginya. Setidaknya, anak mampu melebihi pendidikan orang tua agar nasibnya tidak sama dengan mereka.

Beberapa tahun terakhir, biaya pendidikan mahal menjadi polemik bagi rakyat kecil. Kebanyakan dari mereka tidak mampu membiayai pendidikan anaknya, meskipun sebenarnya si buah hati cukup pintar. Beasiswa-beasiswa juga tidak banyak membantu. Lantaran kemampuan ekonomi tidak mencukup, alhasil beberapa orang tua sampai rela jual ginjalnya. Lantas siapa sajakah orang-orang luar biasa yang rela berkorban demi anaknya? Berikut ulasannya.

Keliling Jalan Raya Membawa Tulisan “Dijual Ginjal Untuk Biayo Sekolah Anak”

Cerita

Jika tidak ditemukan oleh petugas Satpol PP, Herman, seorang ayah asal Palembang ini mungkin akan terus berjalan menyusuri jalanan utama. Ia berjalan sambil membawa kertas dari sampul buku anaknya yang bertuliskan “Dijual Ginjal Untuk Biayo Sekolah Anak.” Selama berjalan, sempat beberapa orang menghampirinya dan memberinya uang.

Ternyata Herman dulunya pernah bekerja menjadi buruh bangunan sebelum akhirnya dipecat dan depresi. Sempat juga ia mendekam di rumah sakit jiwa selama 10 hari. Semenjak itu, istri dan anak-anaknya tidak mau lagi membebani Herman masalah biaya. Tapi, biaya Rp. 2.000.000 yang dibutuhkan untuk daftar ulang anak keduanya ke SMK 5 Palembang terdengar juga olehnya sehingga ia nekat menjual ginjalnya. Saat ditanya, ia hanya bisa menjawab dengan sedikit cerita “saya ikhlas hidup dengan satu ginjal, yang penting dapat uang untuk biaya sekolah dan makan.”

Seorang Difabel Asal Yogyakarta Bermimpi Sekolahkan Anak Hingga SMA

Cerita

Dilihat dari kondisi rumah kontrakan yang ditempatinya, berdinding tripleks dan bilik bambu, netizen bisa simpulkan bagaimana kondisi ekonomi keluarga Sunarto ini. Sehari-hari ia bekerja menyervis barang elektronik dengan keterbatasan fisiknya. Kaki kanannya lumpuh total sejak ia kecil sehingga untuk berpindah tempat ia dibantu kursi roda.

Penghasilan Sunarto pun tidak tentu. Kadang satu bulan belum tentu ada yang menitipkan barang elektroniknya untuk diservis. Mimpi kecilnya untuk menyekolahkan kedua anaknya hingga jenjang SMA mulai pupus setelah putrinya diterima di salah satu SMK Negeri. Anggapan biaya sekolah negeri lebih murah dibanding swasta ternyata hanya omong kosong belaka. Sunarto harus mengeluarkan Rp. 4.757.500 untuk daftar ulang, belum lagi untuk printilan-printilan lainnya. Pilihan terakhir akhirnya jatuh kepada menjual ginjalnya sendiri.

Iklankan Ginjalnya di Bawah Baliho Raksasa Peringatan Kemerdekaan RI

Cerita

Kehabisan ide untuk mencari nafkah, Dwi Waryono memutuskan untuk menjual ginjalnya. Setelah dipecat dari perusahaan garmen di Purwakarta ia terjerat problema ekonomi yang cukup serius. Apalagi ketika kedua anaknya bebarengan akan masuk TK dan SMK.

Ironisnya, ia tak mematok harga untuk ginjalnya, ia berkata “seikhlasnya saja, berapapun akan saya terima kalau ada yang mau.” Sebelum memasang iklannya di Bundaran HI, ia sudah lebih dulu menyambangi rumah wakil presiden Jusuf Kalla, namun tidak ada jawaban. Sungguh miris, ya. agen bandarq online terpercaya

Jual Ginjal Agar Ijazah yang Tertahan di Ponpes Tembus

Agaknya Bundaran HI menjadi tempat sorotan untuk mengiklankan penjualan ginjal. Bedanya, kali ini Sugiarto, seorang penjahit keliling, datang langsung ke sana sambil membawa tulisan ingin menjual ginjalnya. Tujuannya untuk menembus ijazah SMP hingga SMA putrinya, Ayu, yang tertahan di Pondok Pesantren di Parung, Bogor, Jawa Barat.

Sugiarto mengaku membutuhkan Rp. 70.000.000 untuk sekedar menembus ijazah putrinya. Ia sempat menyesalkan juga kenapa pihak pondok pesantren menahan ijazah putrinya. Wah, bukan nominal yang kecil juga, lho, untuk sebuah ijazah SMP hingga SMA.

Meskipun ancaman soal jual beli ginjal sudah diatur oleh UU Kesehatan, tampaknya tidak membuat warga Indonesia mengurungkan niat untuk menjual organ tubuhnya tersebut. Karena ekonomi yang pelik melatarbelakangi cerita dari aksi-aksi mereka. UU-nya saja sudah tidak digubris, seharusnya pemerintah lebih jeli lagi, memutar otak untuk mengatasi masalah ini. AGEN POKER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *