HOBIQQ-Bagnaia mengawali dua hari rangkaian seri balap MotoGP Indonesia di Sirkuit Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat, dengan hasil yang kurang baik. Bagnaia Sebelum Tidur berbicara Rossi
Pada hari pertama, Jumat (13/10/2023), Bagnaia gagal lolos langsung ke kualifikasi 2 karena catatan waktu lap yang kurang cepat saat latihan. Bagnaia Sebelum Tidur
Ini menjadi kali pertama Bagnaia harus merangkak dari kualifikasi 1 sejak seri keempat pada akhir April lalu.
Hari kedua pada Sabtu (14/10/2023) tidak menjadi lebih baik bagi Bagnaia.
Pada kualifikasi yang berlangsung pagi hari, Bagnaia gagal lolos ke kualifikasi 2 setelah di ungguli rekan setimnya sendiri yaitu Enea Bastianini di detik-detik terakhir.
Bagnaia pun harus rela memulai balapan dari urutan ke-13.
Ini menjadi pencapaian terburuk Nuvolla Rossa sejak start paling belakang di GP Portugal pada April 2022 karena kecelakaan hebat saat kualifikasi 1.
Sprint? Bagnaia cuma bisa finis kedelapan setelah tertahan di belakang Bastianini sepanjang balapan setengah durasi grand prix ini.
Hasil ini membuat Bagnaia sempat tergusur dari puncak klasemen sementara MotoGP 2023 karena rival terdekatnya, Jorge Martin (Prima Pramac), menang.
“Pissed off (kesal),” ujar Bagnaia sambil berusaha tetap tenang, kepada awak media dan BolaSport.com saat di minta menjelaskan perasaannya setelah sprint.
Dengan performa di bawah harapan pada dua hari pertama, sulit untuk mengharapkan bahwa sang juara bertahan bisa membuat keajaiban
Namun, Bagnaia rupanya punya caranya sendiri untuk bangkit saat balapan hari Minggu, momen puncak dari rangkaian akhir pekan lomba.
Bagnaia membeberkan bahwa obrolan bersama orang-orang terdekat turut berperan mengubah nasibnya di Mandalika.
Salah satunya legenda balap, Valentino Rossi, yang tidak lain menjadi mentor Bagnaia di VR46 Riders Academy.
“Saya selalu di kelilingi oleh orang-orang yang mencintai saya,”.
kata Bagnaia kepada mikrofon Sky Sports Italia seperti di kutip BolaSport.com, Minggu (15/10/2023).
“Saya beruntung karena saya benar-benar memiliki banyak orang seperti mereka.”
“Sangat bagus bagi saya untuk melepaskan semuanya setelah sprint dan berbicara dengan tim, keluarga saya, Valentino, semua teman saya, adik saya, Domizia (pacar),”.
ucap Bagnaia.
Dukungan psikologis itu membantu Bagnaia menemukan kembali fokus dan motivasinya.
“Mereka semua membantu saya, terutama Domizia, ia selalu menggoda saya saat melihat saya tidak bisa memberikan yang terbaik,”.
imbuh pembalap asal Turin, Italia itu.
“Kata-kata mereka sangat membantu saya, untuk orang-orang seperti saya yang membutuhkan kedekatan mental.”
“Saya juga mengalihkan perhatian saya dengan membicarakan hal-hal lain, seperti berdiskusi dengan Domizia tentang belanjaannya, hal ini mengusir pikiran-pikiran negatif.”
“Tapi hal terakhir yang saya pikirkan sebelum mematikan ponsel saya tadi malam adalah bahwa saya benar-benar membutuhkan hasil seperti itu,”.
ujar Bagnaia.
Obrolan ringan seperti itu membuat Bagnaia mampu berpikir jernih untuk mengambil keputusan terbaik saat balapan.
Dalam pemilihan ban, Bagnaia menggunakan kombinasi medium-hard untuk ban belakang dan ban depannya.
Bagnaia membeberkan bahwa ban belakang medium menolongnya untuk mendapatkan kendali lebih baik dengan motor balapnya.
Dengan ban belakang lunak seperti ketika kualifikasi dan sprint Bagnaia mengalami kesulitan karena motornya di rasa terlalu agresif.
Performa Bagnaia menjadi lebih stabil.
Keberhasilan memperbaiki posisi pada beberapa lap awal dan terjatuhnya Martin.
saat sudah unggul jauh tak di sia-siakan Bagnaia untuk memaksimalkan peluangnya.
“Saat pemanasan saya mencoba mencari tahu apa yang harus di ubah, saya tidak bisa melakukan balapan lagi di belakang.”
“Ban medium membantu saya, begitu juga dengan ban keras di depan.”
“Menyalip Maverick Vinales (untuk posisi pertama) sangat menyenangkan, itu memberi saya animo. Di sprint saya lebih banyak mengalami kesulitan.”
Kemenangan yang di raih Bagnaia kembali membawanya bertengger di.
posisi puncak klasemen dengan keunggulan 18 poin dari Jorge Martin (Prima Pramac Racing).