Udara jambi Memburuk
BERITA VIRAL

Udara Jambi Memburuk Jam Masuk Sekolah Mundur

HobiQQ Lounge – Udara Jambi memburuk jam masuk sekolah mundur, Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di beberapa titik di Jambi hingga kini masih terus terjadi. Karhutla itu menyebabkan kabut asap kembali menyelimuti langit di Kota Jambi hingga membuat kualitas udara disana memburuk dengan kategori tidak sehat.

“Berdasarkan data Air Qualiity Monitoring System (AQMS) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jambi, kecenderungan kualitas udara berfluktuasi berada diatas baku mutu kategori sangat tidak sehat hingga berbahaya,” kata juru bicara Pemerintah Kota Jambi, Abu Bakar, dari rilis yang dilihat HobiQQ, Minggu (13/10/2019).

Kabut asap itu bukan hanya menyelimuti langit di Kota Jambi saja, kabut asap juga menyelimuti beberapa daerah di Jambi seperti Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Tanjung Jabung Barat, Sungai Penuh dan Kerinci.

Dari sumber Stasiun Bumi Lapan yang dilihat detikcom malam ini titik hotspot di Jambi terpantau berjumlah 211 titik. Jumlah titik hotspot itu terbanyak di Kabupaten Muaro Jambi.

Sempat Hilang karena Hujan, Kabut Asap Kembali Selimuti Jambi

Kabut asap di Kota Jambi kembali lagi meski sempat menghilang karena beberapa kali diguyur hujan. Kabut asap pekat di Kota Jambi terlihat pada Minggu pagi ini.

“Meski sempat turun hujan, namun dalam beberapa hari terakhir kabut asap kembali pekat,” kata warga Kota Jambi, Zebua, di Jambi, yang dilansir dari Antara, Minggu (13/10/2019).

Kepala Agen Poker Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jambi Ardi, titik panas yang terdeteksi di Provinsi Jambi berada di bagian tenggara dan timur dari kota itu. Sementara arah angin dari timur tenggara, sehingga asap Karhutla tersebut berdampak ke kota itu

“Hujan yang turun kemungkinan hanya membasahi bagian atas, namun tidak sampai ke gambut bagian bawah,” kata Ardi.

Kesasar ke India Gegara Kabut Asap Karhutla, 3 Nelayan Aceh Ditangkap

foto kapal tersesat karena udara jambi memburuk

Tiga nelayan Aceh yang dilaporkan tidak pulang setelah 20 hari melaut akhirnya diketahui nasibnya. Ketiganya ditangkap otoritas India karena memasuki Perairan Kepulauan Andaman.

“Mereka melewati batas Perairan India. Mereka murni kecelakaan karena terjebak kabut asap. Jadi tidak tahu arah pulang,” kata Wakil Sekjen Panglima Laot Aceh Miftach Cut Adek kepada HobiQQ.

Menurut agen bandarq online indonesia Miftach, ketiga nelayan yang melaut dengan kapal KM Athiya diduga ditangkap penjaga pantai (coast guard) Andaman. Mereka diperkirakan diciduk 10-15 hari lalu karena memasuki batas negara lain.

Setelah ditangkap, mereka diserahkan ke polisi Andaman. “Posisi ketiga nelayan sekarang di penjara polisi Andaman,” jelas Miftach.

Ketiga nelayan yang ditangkap adalah Munazir (33), Kaha (33), dan Man (20). Mereka berangkat melaut dari pelabuhan Kampung Jawa pada 17 September lalu.

Seperti diketahui, tiga nelayan asal Kampung Jawa, Banda Aceh, Aceh, yang melaut untuk menangkap ikan tuna sudah 20 hari tidak pulang. Biasanya, mereka melaut selama 12 hari.

Kabar mereka tidak kembali dilaporkan keluarga Munazir ke Kantor Panglima Laot Aceh. Menurut Miftach, nelayan KM Athiya ini biasanya mencari ikan pada jarak 50-100 mil dari Banda Aceh. Mereka biasanya pulang setelah berada di laut selama 12 hari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *