6 Kebiasaan yang Secara Psikologis Merugikan Diri Sendiri
HOBIQQLOUNGE – Kebiasaan yang Secara Psikologis Merugikan Diri Memang sangat penting untuk punya hubungan baik dengan orang lain karena hubungan sosial adalah sebuah bagian dalam hidup kita. Namun, waktu yang dihabiskan untuk membina hubungan itu tidak selalu membawa dampak positif.
Jika kamu sadar bahwa kamu ternyata lebih banyak menghabiskan waktu dengan urusan orang lain dibanding urusanmu sendiri, maka coba berhenti sejenak dan pikirkan kembali.
Berikut adalah beberapa kebiasaan yang harusnya kamu hilangkan agar kamu bisa lebih baik dalam memprioritaskan diri sendiri.
Kamu tidak bisa berkata “tidak”
Ada banyak orang yang justru lebih banyak mengerjakan tugas orang lain dibanding miliknya sendiri. Membantu, mengoreksi, membelikan, atau meminjamkan sesuatu adalah hal-hal kecil yang menyita waktu berhargamu. Jika kamu selalu melakukan apa yang rekanmu minta, maka kamu seperti menggali kuburanmu sendiri. BANDAR Q
Kamu mencari pengakuan
Kamu tidak percaya diri dan terus-terusan mencoba mendapat pengakuan dari orang lain yang opininya kamu anggap penting. Kamu melakukan sesuatu hanya untuk dipuji atasan, rekan kerja, teman, atau keluarga. ADU Q
Jika kamu mendapat pengakuan, kamu merasa bahwa kamu telah melakukan sesuatu yang baik. Jika kamu tidak menerima respon yang diharapkan, kamu merasa yang telah kamu lakukan tidak penting atau buruk. Agen Poker
Kamu lebih menghindari perdebatan
Kamu tidak suka berdebat, komplain, atau bertahan pada pendirianmu. Kamu lebih memilih menerima, sabar, diam, dan menjadi orang baik yang tidak akan memicu konflik. Namun, itu semua hanya ilusi, karena tidak seorang pun akan mempertimbangkan opinimu jika kamu tidak pernah menyampaikannya meski akan muncul perdebatan.
Kamu menyalahkan diri sendiri bila orang lain kecewa
Kamu sering minta maaf jika kamu tidak bisa memenuhi permintaan atau ekspektasi orang lain. Marah, sedih, atau kecewa adalah emosi negatif orang lain yang merisaukanmu dan membuat kamu merasa bersalah. Agen Poker
Padahal, memang kita tidak bisa menyenangkan semua orang. Selain itu, belum tentu orang lain merasakan hal yang sama jika kamu mengalami kekecewaan.
Kamu tidak menetapkan batas pribadi
Kamu selalu siap untuk melakukan apa saja untuk orang lain. Jika seseorang punya masalah penting, kamu akan melepaskan semua tugasmu, mendatangi mereka, dan menyelesaikan masalah mereka secara cuma-cuma. Kamu bisa keteteran pada tugasmu sendiri, sementara kamu tidak bisa menolak permintaan tolong orang lain.
Kamu melakukan hal yang tidak kamu suka
Kamu terjebak dalam permintaan orang lain, seperti orang tua, keluarga, teman, atau pasangan. Kamu jarang menolak sebuah permintaan, maka waktumu banyak terbagi-bagi untuk melakukan permintaan orang, dan tidak satu pun yang sebenarnya membuatmu bahagia.
Apakah kamu berhasil menetapkan prioritasmu sendiri? Bagaimana orang lain bereaksi terhadap hal tersebut?