HOBIQQLOUNGE Final Destination Versi Nyata: Dari Bom ke Hewan Buas!
Masih ingat di benak teman-teman kan bagaimana film Final Destination? Banyak sekali fans film tersebut hingga dibikin sampai 6 sequel. Eh, entah ada 5 apa 6. Intinya kurang lebih sama: “gagal” dijemput malaikat maut dalam satu kejadian, ternyata “berhasil” meregang nyawa di kejadian lain, dalam jangka waktu relatif pendek. Pada zaman saya film ini sangat terkenal. Mungkin sebagian besar teman-teman millenial juga mengetahui film ini sedikit banyak.
Ada seorang wanita kelahiran 29 Juni 1979 di Jerman, suka trip adventure kesana kemari ke beberapa belahan dunia. Tidak disangka, dia juga pernah ke Indonesia tepatnya di pulau dewata Bali. Namanya Isabel von Jordan.
Tahukah Anda kapan dia main ke Bali?
Tepat saat bom Bali, 12 Oktober 2002 di Sari Night club, yang menurut banyak berita menewaskan kurang lebih 191 orang, dan melukai kurang lebih 200 orang lainnya. Dia di sana juga, hanya saja takdir mungkin berkata lain, sejam sebelum bom meletus dia melanjutkan trip ke tempat lain.
Selamat dari tragedi besar bom Bali, saudara kandungnya, Valerie, dimana kala bom Bali meletus juga bersama Isabel di Sari Night Club dan hengkang bersama sejam sebelum kejadian, ingin melepas penat serta shock karena kejadian tragedi besar yang hampir merenggut nyawa mereka berdua. Akhirnya sebagai bentuk refreshing, dia menginginkan trip yang lebih “aman dan bersahabat” ke Australia. agen bandarq indonesia
Isabel, 23, dan Valarie, 21, terkumpul dalam satu grup turis wisata berjumlah 9 orang, dengan tour guide Glenn Bernard Robless, “pemuda” 46 tahun berpengalaman 13 tahun lebih di pedalaman Australia.
Singkat cerita, tur ini benar-benar menyenangkan bagi mereka berdua khususnya, dan ke 9 turis pada umumnya. Menikmati berbagai pemandangan menakjubkan landscape di sana, sesekali merasakan kesegaran air terjun kecil di beberapa spot ngarai.
Pada malam harinya, sambil berkeliling taman Nasional, mereka memutuskan untuk berhenti di Sandy Creek atau Sandy Billabong untuk menikmati pemandangan malam, masih di area taman Nasional itu juga, dan kemudian tour guide mengajak mereka untuk berenang malam karena cuaca yang cukup gerah.
Setelah melakukan kroscek sejenak di danau kecil tersebut (pengecekan adanya hewan buas termasuk buaya di perairan menggunakan senter yang disorotkan ke seluruh wilayah perairan sekitar untuk menangkap adanya eye blink spot buaya, di mana mata buaya bisa memendarkan cahaya), sang guide memutuskan bahwa perairan itu aman untuk dipakai berenang.
Mereka pun berenang semua, seperti Final Destination. Sementara Glen, sang guide, beranjak dari danau, melakukan kontak kepada kelompok lain agar bergabung.
Tak berapa lama tragedi pun terjadi.
Tiba-tiba Isabel menghilang dari permukaan air, secara tiba-tiba, dan turis lain segera beranjak dari perairan ke daratan. Mereka sudah mendapat firasat buruk bahwa buaya sedang menyerang, mengesampingkan prediksi awal bahwa Isabel melakukan prank ke segenap anggota tour.
Segenap saksi juga menyatakan, ada salah seorang turis laki-laki yang ketika berenang, merasakan ada sentuhan sesuatu di kedalaman air yang menyentuh kaki kirinya. Detik-detik tepat sebelum secara tiba-tiba Isabel masuk ke dalam air secara tiba-tiba sambil berteriak sebentar sebelum teriakannya dibisukan kepadatan air. Satu poin ini yang menggerus pikiran para turis bahwa Isabel sedang melakukan prank.
Satu hal yang mungkin tour guide lengah, bahwa antara danau 1 dan danau yang lain itu bersambung, bisa jadi buaya dari danau lain merasa ada pergerakan/bising suara di perairan terdekat lalu menghampiri, atau bisa juga mengingat Sandy Creek kedalaman nya cukup lumayan bisa jadi buaya tidak muncul di permukaan tapi sedang di dasar danau, sumber gambar canmaps.com
Bisa lihat bintik-bintik kecil yang ada di sekitaran rahang dan seluruh badan? Itulah salah satu sensorik buaya, utamanya merasakan getaran yang terjadi di atas air atau riak riak gelombang air, sumber gambar bramanswanderings.comjangan melupakan bahwa buaya juga suka menyelam tidak hanya menyembulkan kepalanya di permukaan air, sumber gambar nationalgeographic.com
Atas kejadian besar ini, Glenn Bernard Robless akhirnya dinyatakan bersalah oleh NT Supreme Court, dan dia dimasukkan ke penjara untuk membayar kesalahannya: kelalaian menyebabkan seorang turis meninggal. Apalagi dasar yang dilakukan sang tour guide mempersilakan para anggota tour untuk menikmati perairan di malam hari tersebut hanya karena “pernah melihat orang lokal Aborigin berenang di sana“.Sejauh sepengetahuan saya, sekuel terakhir itu seri ke-5,
Setuju karena cerita di atas seperti Final Destination? Tahun dan bulan yang sama. Selisih beberapa hari. Menyeramkan ya?
Tapi tetap, gimana
Final Destination takdir sudah digariskan Tuhan, bila kita tilik dari kacamata agama.
“Sesungguhnya salah seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama mpat puluh hari, kemudian menjadi segumpal darah seperti itu pula (empat puluh hari), kemudian menjadi segumpal daging seperti itu pula, kemudian Dia mengutus seorang Malaikat untuk meniupkan ruh padanya, dan diperintahkan (untuk menulis) dengan empat kalimat: untuk menulis rizkinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagia(nya)“, hadis periwayatan Bukhari dan Muslim.
Kita bisa ambil pelajaran lain. Gimanapun manusia, bisa berbuat kesalahan. Entah secara edukasi dia benar-benar terdidik dengan baik, ahli pada bidangnya, berpengalaman puluhan tahun, maupun sederet title lain yang cukup meyakinkan kita sebagai orang awam.
Seperti kasus di atas, sang tour guide melupakan beberapa hal penting (tentu tanpa kesengajaan) bahwa perairan tersebut dalam, dan buaya bisa saja berada di pedalaman atau dasaran perairan, lagipula antara danau kecil yang satu dan danau yang lain berhubungan, apalagi saat pasca banjir atau pada iklim iklim tertentu, berbentuk saluran perairan kecil tersendiri yang bisa dilalui beberapa hewan, kalaupun ternyata jalurnya besar bisa dilalui oleh buaya seperti di atas tiang yang panjangnya hampir 5 meter.
Macam-macam kejadian di atas bisa kita aplikasikan ke kehidupan sehari-hari, jangan sampai kita merasa tahu segala sesuatunya, karena kita hanya manusia biasa yang punya banyak kelemahan. Bisa jadi ada hal-hal detail yang selama ini kita kurang melirik aspek tersebut dalam kehidupan.
Kalau pada posisi tersebut kita adalah sebagai sang pembuat keputusan. Di dalam Final Destination selain membahayakan diri sendiri pasti akan berdampak pada orang lain. Kasus diatas berdampak pada nyawa orang lain.
Pelajaran terakhir, yang namanya hewan mempunyai sisi buas. Entah lagi kalau hewan itu terlatih. Tapi tetap saja terlatih seperti apapun juga masih bisa mengeluarkan sisi buasnya. Pernah lihat juga kan video klip hewan sirkus menyerang sang pelatih atau guide sirkus? Namanya juga hewan. Termasuk kucing atau anjing yang ada di rumah. Just keep safety.
Dengan menyadari segala kemungkinan, harapannya kita bisa mengantisipasi lebih awal hal-hal yang tidak diinginkan sehubungan dengan hewan peliharaan kita. Apalagi secara kacamata agama kita diwajibkan mengayomi alam, makhluk hidup lain, termasuk hewan. Karena memelihara mereka dengan baik maka Tuhan menjanjikan banyak pahala.