5 Klub Eropa Membaik usai Mengganti Pelatih5 Klub Eropa Membaik usai Mengganti Pelatih
BANDARQ – 5 Klub Eropa Membaik usai Mengganti Pelatih. Berganti pelatih merupakan salah satu langkah yang di ambil klub untuk memperbaiki performa mereka yang terpuruk. Tentu tidak semuanya efektif. Contoh mudahnya adalah Chelsea yang hingga kini belum mencapai potensi terbaiknya meski telah berganti pelatih beberapa kali sepanjang musim 2022/2023.
Namun, jika rela melipir dari klub-klub papan atas Eropa, ada beberapa tim yang performanya naik drastis usai ganti pelatih pada musim kompetisi 2022/2023. Mungkin karena minimnya ekspektasi dan tekanan untuk merengkuh gelar, pelatih dan para pemain jadi lebih rileks bereksperimen. Tim mana saja yang di maksud?
1. Bayer Leverkusen 04
pemain Bayer Leverkusen
Performa Bayer Leverkusen 04 pada 2021/2022 tidak bisa dibilang buruk. Gerardo Seoane berhasil mengantar timnya bertengger di peringkat tiga klasemen akhir Bundesliga Jerman sehingga berhak berlaga di UEFA Champions League (UCL) musim 2022/2023. Sayangnya, performa mereka menurun drastis pada awal musim 2022/2023.
Tak hanya terpuruk di peringkat kedua dari bawah liga domestik, Leverkusen juga tersungkur di fase grup UCL. Klub pun mendepak Seoane dan merekrut mantan bintang Timnas Spanyol, Xabi Alonso, sebagai pelatih kepala.
Kedatangan Alonso jadi titik balik untuk Leverkusen. Alonso berhasil menyelamatkan muka Leverkusen di kompetisi Eropa dengan setidaknya berakhir di peringkat ketiga klasemen akhir fase Grup B UCL. Itu berarti mereka berkesempatan bermain di 16 besar UEFA Europa League (UEL).
Di UEL, Leverkusen meraih kemenangan demi kemenangan. Ferencvaros dan Union Saint-Gilloise mereka tekuk dengan mudah. Mei 2023 nanti mereka akan menghadapi AS Roma pada babak semifinal. Prestasi ini berbanding lurus dengan penampilan apik mereka di liga domestik. Hingga matchday ke-29, mereka menempati peringkat enam Bundesliga 2022/2023.
2. Aston Villa
pemain Aston Villa
Pada musim 2022/2023, dominasi The Big Six di English Premier League (EPL) didobrak tim-tim nonunggulan. Mereka adalah Newcastle United dan Aston Villa, tim medioker yang berhasil menembus enam besar klasemen sementara EPL 2022/2023 sampai pekan ke-32.
Aston Villa jadi menarik karena baru berganti pelatih pada November 2022. Baru lima bulan menjabat, Unai Emery sudah memperlihatkan dampak besar di Villa. Dari tim penggembira EPL, di bawah komando Emery, mereka jadi ancaman berat untuk lawan.
Emery tidak melakukan transaksi fantastis untuk mendatangkan pemain baru layaknya pelatih-pelatih high-profile lainnya. Dengan piawai, ia mengoptimalkan potensi dan talenta yang sudah dimiliki Aston Villa.
3. Stade de Reims
pemain Stade de Reims
Kisah manis juga diukir Stade de Reims musim ini. Bersama pelatih baru mereka, Will Still, tim yang sempat menghuni zona relegasi pada awal musim 2022/2023 ini kini jadi sensasi di Ligue 1. Still jadi sosok heroik sekaligus unik. Ia awalnya direkrut klub sebagai asisten pelatih Oscar Garcia.
Ketika Garcia gagal menunjukkan performa yang baik, klub mengangkat Still sebagai pelatih kepala. Keputusan itu mungkin terlihat gegabah mengingat ia belum mengantongi lisensi profesional dari UEFA. Namun, Still menjawab kepercayaan klub dengan kemenangan demi kemenangan. Rekor Reims musim ini adalah tak terkalahkan dalam 17 pertandingan. Salah satunya seri dengan Paris Saint-Germain.
4. Fulham
pemain Fulham
Tak hanya mengembalikan Fulham ke EPL musim 2022/2023 ini, Marco Silva yang dikontrak klub sejak Juli 2021 berhasil mengangkat derajat Fulham. Dari klub papan bawah yang rawan terdegradasi, musim ini mereka menembus peringkat 10 besar klasemen sementara EPL.
Silva sebenarnya bukan nama baru di sepak bola Inggris. Ia sempat melatih Everton pada 2018/2019. Dengan persentase kemenangan yang hanya 40 persen, pada awal musim 2019/2020 Everton memilih mengakhiri kontraknya lebih awal. Baru sekitar dua tahun kemudian, Silva dapat kesempatan berkarier lagi bersama Fulham. Di sinilah ia berhasil mengembalikan nama baiknya.
5. Sparta Rotterdam
pemain Sparta Rotterdam
Sama seperti Fulham, Sparta Rotterdam bukan tim unggulan di Eredivisie. Mereka lebih sering menghuni papan tengah dan bawah. Menjelang berakhirnya musim 2021/2022, Sparta sedang berada di zona degradasi. Berbarengan dengan itu, keputusan hengkang pelatih Henk Fraser ke FC Utrecht yang terjadi cukup mendadak membuat suasana dalam tim makin genting.
Maurice Steijn kemudian ditunjuk menggantikan Fraser pada 24 April 2022 dengan sisa empat pertandingan saja musim itu. Steijn ternyata berhasil menyelamatkan Sparta Rotterdam. Berkat kontribusinya, setidaknya Sparta berakhir di peringkat ke-14 klasemen akhir Eredivisie 2021/2022.
Kinerjanya yang apik membuat klub memutuskan mempertahankannya. Itu ia jawab dengan prestasi. Dari yang biasanya hanya memenangkan kurang dari 10 pertandingan, Sparta Rotterdam berhasil meraih 15 kemenangan sampai matchday ke-30 musim ini. Mereka pun bertengger di peringkat 5 klasemen sementara Eredivisie.
Pergantian pelatih bukan hal sederhana. Pelatih yang bagus di klub lamanya, bisa saja mengalami penurunan performa saat melatih klub baru. Sebaliknya, sejumlah klub yang merekrut pelatih tanpa pengalaman mumpuni justru menuai hasil.