5 Penyakit yang Bisa Menyebabkan Aritmia Jantung
Menurut laporan Journal Comprehensive Pharmacology tahun 2022, gangguan irama jantung atau aritmia jantung adalah penyebab umum kematian dan kecacatan. Aritmia terjadi saat impuls listrik di jantung tidak bekerja dengan baik. Hal ini terjadi karena adanya penyakit tertentu di dalam tubuh.
Seseorang yang mengalami aritmia jantung akan merasakan detak jantung yang tidak normal, tidak beraturan, terlalu cepat, atau terlalu lambat. Aritmia bisa di kendalikan dengan mengobati yang menjadi pemicunya, seperti lima penyakit berikut ini yang merupakan 5 Penyakit yang Bisa Menyebabkan Aritmia Jantung
1. Hipertensi
Hipertensi adalah kondisi ketika tekanan darah berada di angka 130/80 mmHg atau lebih. Jika tidak segera di tangani, hipertensi atau tekanan darah tinggi bisa menyebabkan gangguan irama jantung (aritmia). Yang paling sering terjadi adalah atrial fibrillation, yaitu jenis irama jantung yang membuat serambi jantung bergetar tidak beraturan.
Di kutip Futurity, tekanan darah yang tinggi akan mengakibatkan terjadinya penebalan dan kekakuan jantung pada bilik sebelah kiri (ventrikel kiri). Saat kondisi ini terjadi, aliran listrik yang menuju jantung pun akan mengalami gangguan dan timbullah aritmia jenis atrial fibrillation tersebut.
2. Hipokalemia
Hipokalemia adalah istilah medis yang di gunakan saat tubuh kekurangan mineral kalium. Kekurangan mineral kalium sendiri terjadi karena diare atau muntah-muntah. Di lansir Healthline, mineral kalium berfungsi mengendalikan sel saraf dan otot, terutama otot jantung.
Mineral kalium memainkan peran kunci dalam mengatur detak jatung. Jika kadarnya terlalu rendah yaitu kurang dari 2,5 mmol/L, dapat menyebabkan detak jantung tidak teratur yang di kenal sebagai aritmia jantung. Jangan di tunda, segera pergi ke rumah sakit jika mengalami kondisi ini untuk mencegah komplikasi serius, seperti gangguan jantung.
3. Hipokalsemia
Di lansir Hypoparathyroidism News, tingkat mineral kalsium di dalam darah membantu menjaga detak jantung agar tetap normal. Sementara, tingkat mineral kalsium di dalam darah yang rendah atau dalam istilah medis di sebut dengan hipokalsemia dapat menyebabkan polarisasi dan depolarisasi sel jantung, dengan demikian mempengaruhi jantung untuk aritmia.
Kadar mineral kalsium yang normal di dalam darah yaitu 9-11 mg/dl, di bawah angka tersebut seseorang di vonis hipokalsemia. Untuk pengobatan hipokalsemia yaitu dengan meningkatkan kadar kalsiumnya dan ini harus melalui penanganan medis! Jika kadar kalsium di dalam darah sudah meningkat aritmia jantung pun akan sembuh.
4. Hipoksemia
Hipoksemia merupakan kekurangan oksigen di dalam darah khususnya di arteri. Dilansir University of California, kekurangan oksigen di dalam darah (hipoksemia) yang berlangsung lama dan tidak segera diobati bisa menyebabkan aritmia.
Normalnya oksigen yang berada di dalam darah akan disalurkan ke setiap jaringan tubuh agar organ tubuh seperti jantung mendapat oksigen yang cukup supaya bekerja dengan baik. Namun, saat oksigen dalam darah rendah hal ini bisa membuat kinerja organ tubuh terutama jantung terganggu. Saat organ jantung tidak dapat bekerja dengan baik karena kekurangan oksigen, terjadilah kelainan gangguan irama jantung atau aritmia.
5. Anemia
Ketika tubuh tidak memiliki sel darah merah sehat yang cukup, kondisi ini disebut anemia. Tanpa kadar zat besi yang cukup, tubuh tidak bisa menghasilkan hemoglobin untuk mengedarkan oksigen ke jaringan tubuh, hal inilah yang dapat menyebabkan detak jantung yang cepat atau tidak teratur (aritmia).
Dilansir Mayo Clinic, anemia bisa menyebabkan aritmia karena saat tubuh mengalami anemia, kadar oksigen di dalam darah juga rendah sehingga menyebabkan jantung bekerja ekstra keras untuk menutupi kekurangan oksigen di jaringan tubuh, ini menyebabkan tekanan pada jantung yang dapat menyebabkan berdetak lebih cepat, lebih lambat dan tidak teratur. Lima penyakit tersebut juga merupakan faktor penyebab dari terjadinya aritmia. Obati dahulu penyebabnya, setelah itu aritmia tidak akan muncul lagi.