HOBIQQ LOUNGE Dampak Asap, Bukan Cuma Menyerang Pernapasan!
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), puncak musim kemarau 2023 di sebagian besar wilayah Indonesia diperkirakan terjadi pada bulan Juli dan Agustus.
Namun, hujan diprediksi baru turun pada bulan November.
Di saat-saat seperti ini, kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) makin meningkat.
Rupanya, asap karhutla tidak hanya berdampak pada pernapasan, tetapi juga organ lain.
Berikut beberapa dampak asap karhutla pada kesehatan yang mungkin muncul!
Batuk
Karhutla mengeluarkan partikel asap yang terbuat dari karbon.
Menurut Mark Hew, associate professor sekaligus kepala pelayanan alergi, asma, dan imunologi klinis di Alfred Health.
Menghirup partikel tersebut (dalam ukuran berapa pun) bisa mengiritasi laring dan trakea, yang bisa menyebabkan batuk dan suara serak.
Batuk itu sendiri adalah cara tubuh merespons ketika ada sesuatu yang mengiritasi tenggorokan atau saluran pernapasan.
Iritasi mata
Asap karhutla mengandung debu, karbon monoksida, nitrogen oksida, serta partikel kecil yang di sebut PM10 dan PM2.5.
Asap tersebut bisa melapisi permukaan mata atau bahkan larut ke dalam air mata, yang kemudian bisa memicu peradangan dan iritasi.
Ketika terjadi karhutla, sangat di sarankan untuk tidak keluar rumah. Jika terpaksa beraktivitas di luar ruangan, gunakan kacamata.
Hidung meler
Keluarnya cairan dari hidung di sebut meler atau runny nose.
Cairannya bervariasi, bisa encer dan bening atau kental dan berwarna kuning kehijauan. Istilah medisnya adalah rhinorrhea.
Hidung meler paling sering terjadi karena alergi, infeksi virus, udara dingin, atau makan makanan pedas.
Akan tetapi, juga bisa di sebabkan oleh asap karhutla.
Iritasi tenggorokan
Masih mengacu pada studi yang di sebutkan sebelumnya, sebanyak 70,4 persen orang melaporkan bahwa mereka mengalami iritasi tenggorokan dan tenggorokan kering.
Mengutip The Conversation, ini karena partikel kecil yang mengiritasi lapisan tipis saluran pernapasan.
Ini adalah efek jangka pendek dari paparan PM2.5 tingkat tinggi.
Iritasi pada tenggorokan bisa membuat kita sulit untuk menelan makanan atau meminum air.
Penyakit kardiovaskular
Menurut penelitian yang di terbitkan dalam jurnal Circulation tahun 2000, risiko penyakit kardiovaskular naik 0,5 hingga 1,5 persen untuk setiap peningkatan PM2.5 sebesar 5-6 μg/m³.
Penyakit kardiovaskular yang dimaksud mencakup penyakit jantung iskemik, gagal jantung, aritmia (detak jantung tidak teratur), dan serangan jantung.
Masalah kulit
Asap karhutla memiliki efek jangka pendek dan jangka panjang.
Jelaga dan abu bisa menyumbat pori-pori dan memicu munculnya jerawat, noda, komedo, serta meningkatkan produksi minyak.HOBIQQ
Sementara, efek jangka panjangnya adalah mempercepat penuaan kulit, meningkatkan kemungkinan terkena kanker kulit, pigmentasi (warna kulit tidak merata), dan degradasi kolagen.