hobiqq – Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan hasil tes usap (swab test) pada Jumat, 27 November 2020. Riza kini menjalani isolas mandiri sesuai petunjuk dokter. Dinyatakan Positif Covid Wagub DKI Jakarta
” Alhamdulillah, meskipun hasil testing pada Jumat kemarin menunjukkan positif Covid-19, namun kondisi saya tetap dalam keadaan baik dan terkendali,” ujar Riza dalam keterangan tertulis.
Riza mengatakan seluruh staf Pemprov DKI telah menjalani tes usap. Demikian pula dengan keluarga Riza sendiri.
” Sebagaimana prosedur kesehatan yang telah ditetapkan WHO, bagi setiap pasien terkonfirmasi positif Covid-19 wajib melakukan isolasi mandiri dan tetap dalam pengawasan tenaga kesehatan, baik di level puskesmas hingga rumah sakit,” kata Riza.
Dua Kali Tes
Riza sebelumnya telah menjalankan tes usap sebanyak dua kali. Tes pertama pada Kamis, 26 November 2020 menunjukkan hasil negatif.
Riza kembali menjalani tes pada Jumat. Tetapi, tes kali ini hasilnya positif Covid-19. Judi Online
Dari hasil pelacakan kontak oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Riza tertular dari staf pribadinya. Staf tersebut sendiri tertular dari lingkungan keluarganya.
” Jadi, temuan positif Covid-19 ini adalah dari lingkungan pekerjaan, di mana ada staf saya yang tertular dari klaster keluarganya. Ini tentu menjadi perhatian kita semua untuk lebih menjaga kedisiplinan protokol kesehatan hingga di dalam keluarga sekalipun,” ucap dia.
Lebih lanjut, Riza berharap masyarakat DKI Jakarta lebih disiplin dalam menerapkan protokol 3M dengan memakai masker, menjaga jarak menghindari kerumunan serta mencuci tangan. Dia pun meminta doa kesembuhan dari masyarakat.
” Jangan ragu dan takut untuk saling mengingatkan protokol 3M. Tetap tingkatkan iman, imun, dan aman bahkan hingga di dalam lingkup keluarga kita,” ucap dia.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Kerumunan Terbukti Jadi Pemicu Munculnya Klaster Baru Covid-19
Kerumunan sudah terbukti menjadi salah satu pemicu munculnya klaster baru penyebaran Covid-19. Ini akibat masyarakat tak bisa menjaga jarak sehingga tertular infeksi virus corona.
” Berdasarkan data nasional, terdapat berbagai kegiatan kerumunan yang berdampak pada timbulnya klaster penularan Covid-19 di berbagai daerah di Indonesia,” ujar Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito.
Wiku merinci beberapa kasus menjadi klaster seperti Sidang GPIB Sinode di Bogor, Jawa Barat, yang diikuti 685 peserta. Klaster ini menimbulkan 24 kasus yang tersebar di lima provinsi Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah dan Nusa Tenggara Barat.
Kemudian klaster Bisnis Tanpa Riba memicu 24 kasus di tujuh provinsi dengan tiga kasus meninggal dunia. Klaster ini diawali pertemuan di Bogor yang dihadiri 200 peserta dan kasus berkembang di Lampung, Kepulauan Riau, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur dan Papua.
Contoh lain, Gereja Bethel di Lembang, Kabupaten Bandung, yang ditetapkan menjadi klaster karena memicu kemunculkan 226 kasus dari 200 peserta. Lalu klaster Ijtima Ulama di Gowa, Sulawesi Selatan, dengan total peserta sekitar 8.761 orang menghasilkan 1.248 kasus pada 20 provinsi dan klaster Pondok Pesantren Temboro di Jawa Timur menimbulkan 193 kasus di 6 provinsi di lebih dari 14 kabupaten/kota dan satu negara lain.
” Jadi tidak heran bahwa klaster tersebut terjadi karena adanya kerumunan di masyarakat dan masyarakat akan sulit menjaga jarak,” kata Wiku.
Kerumunan Haruskan 3T
Penelitian Ibrahim dan Memish pada 2020 menyatakan terdapat kemungkinan adanya hubungan dua arah antara kerumunan dan penyebaran penyakit menular.
” Ini penting untuk menjadi perhatian publik , bahwa kondisi kerumunan itu harus dihindari,” kata Wiku.
Adanya kerumunan mengharuskan dijalankannya protokol 3T yaitu tracking, testing dan treatment secara menyeluruh. Ini mengingat periode inkubasi antara terpapar virus dan gejala rata-rata hanya 5 hari dan gejala dapat muncul 2 hari kemudian.
” Jika bisa disimpulkan, bahwa ada waktu sekitar 3 hari terhadap kontak erat itu dilacak dan diisolasi segera, sebelum terus melanjutkan penularan ke lingkar yang lebih luas lagi. Saya minta kesadaran dan kerjasama untuk tidak berkerumun. Karena apa yang kita semai, inilah yang akan kita tuai. Jangan gegabah dan egois,” kata Wiku
Pakar Imunisasi Ingatkan Mantan Pasien Tak Kebal Covid-19: `Jangan Bangga`
Masyarakat diimbau tak meremehkan anjuran pemerintah untuk melaksanakan vaksinasi Covid-19 ketika proses ini sudah mulai diresmi. Imbauan ini penting diikuti karena hingga saat ini tak ada orang yang bisa memperkirakan kapan penyakit ini bisa berakhir. Dinyatakan Positif
Dr Jane Soepardi, pakar imunisasi Indonesia, Dr Jane Soepardi mengingatkan masyarakat jika kelanjutan wabah virus Covid-19 hingga saat ini belum bisa diperkirakan
Covid-19 ini juga tidak tahu ke depannya ini bisa menjadi apa,” kata Jane dikutip dari laman
Tak hanya kepada orang yang tak terpapar virus corona, Jane juga mengingatkan para pasien Covid-19 yang sudah sembuh jangan membanggakan diri telah sembuh dari penyakit yang mewabah ke seluruh dunia ini.
” Jangan merasa bangga sudah kena Covid-19 lalu sembuh, belum tentu (tidak terserang lagi),” katanya mengingatkan.
Bahkan lanjut Jane, saat ini seluruh penyintas Covid-19 di seluruh negara menjadi perhatian dan pemantauan dunia.
” Orang-orang yang pernah Covid ini tahun depan akan menjadi apa, 2 tahun lagi masih sehat kah, 5 tahun lagi,10 tahun lagi, 20 tahun lagi, ini semua masih diteliti,” katanya.(sah)