HOBIQQ — Efek penyalahgunaan narkoba pada tubuh tidak main-main. Kondisi ini bisa menyebabkan berbagai masalah fisik dan mental, mulai dari gangguan fungsi otak dan jantung, hingga memicu depresi
Narkoba adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan obat terlarang. Awalnya, obat-obatan tertentu untuk menjadi kebutuhan medis. Sebab, obat-obatan tersebut memberikan manfaat jika menggunakannya sesuai prosedur medis.
Penyalahgunaannya menyebabkan efek narkoba, seperti ketergantungan serta bahaya kesehatan lainnya. Narkotika adalah zat atau obat baik yang bersifat alamiah, sintetis, maupun semi sintetis.
Narkoba dapat menimbulkan efek penurunan kesadaran, halusinasi, dan daya rangsang. Hal yang membahayakan dari penggunaan narkoba di luar prosedur medis yaitu dapat menimbulkan kecanduan.
Nah, mau tahu apa saja efek narkoba yang perlu diwaspadai? Berikut ulasan selengkapnya!
Efek Narkoba pada Kesehatan Fisik dan Mental
Apa pun jenisnya, penyalahgunaan narkoba adalah hal yang perlu kamu hindari karena bisa memberikan dampak buruk untuk kesehatan. Nah, berikut beberapa dampaknya yang perlu kamu waspadai.
1. Penurunan fungsi otak dan gangguan mental karena narkoba
Menurut jurnal ilmiah berjudul Cognitive function during early abstinence from opioid dependence: a comparison to age, gender, and verbal intelligence matched controls di BMC Psychiatry, narkoba memiliki dampak yang merusak pada fungsi otak dan kesehatan mental seseorang.
Zat-zat narkotika yang masuk ke dalam tubuh dapat mempengaruhi neurotransmiter di otak, mengganggu komunikasi yang normal antara sel-sel saraf.
Inilah yang menyebabkan berbagai efek narkoba, salah satunya gangguan mental. Misalnya seperti depresi, kecemasan, dan gangguan bipolar. Selain itu, penggunaan narkoba jangka panjang dapat menyebabkan penurunan fungsi kognitif, mengganggu kemampuan belajar dan berpikir jernih.
2. Kerusakan fisik pada tubuh karena narkoba
Akibat narkoba jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan fisik yang serius pada tubuh. Misalnya, penggunaan narkoba seperti heroin atau kokain dapat menyebabkan kerusakan organ dalam, seperti hati, ginjal, dan paru-paru.
Efek narkoba juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, gangguan pernapasan, serta menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh, membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit.
3. Kecanduan dan gangguan perilaku akibat narkoba
Salah satu dampak serius akibat penggunaan narkoba adalah ketagihan. Zat-zat narkotika dapat menyebabkan perubahan kimia dalam otak yang membuat seseorang kecanduan dan sulit untuk berhenti menggunakannya.
Ketagihan ini mengarah pada gangguan perilaku, seperti perubahan kepribadian, kehilangan kontrol diri, dan peningkatan risiko terlibat dalam perilaku kriminal.
4. Dampak sosial dan ekonomi
Penggunaan narkoba tidak hanya berdampak pada kesehatan individu, efek narkoba juga memiliki konsekuensi pada sosial dan ekonomi yang serius. Akibat penggunaan narkoba dapat merusak hubungan personal, menyebabkan isolasi sosial, dan mengganggu stabilitas keluarga.
Selain itu, biaya pengobatan dan rehabilitasi bagi individu yang terjerat narkoba dapat memberikan beban ekonomi yang besar diri sendiri dan keluarga. Bila perilaku ini terjadi massal, bukan tak mungkin ini menjadi gangguan keamanan dan finansial masyarakat dan negara.
5. Risiko overdosis dan kematian karena narkoba
Overdosis narkoba adalah risiko yang nyata bagi para pengguna narkoba. Menurut jurnal ilmiah berjudul Causes of death among people who used illicit opioids in England, 2001–18: a matched cohort study , dalam The Lancet Public Health, peningkatan toleransi terhadap narkoba membuat penggunanya harus menggunakan dosis yang lebih tinggi. Tujuannya untuk mencapai efek yang sama, tapi hal ini berisiko meningkatkan risiko overdosis.
Overdosis narkoba dapat menyebabkan kerusakan organ yang parah, kegagalan pernapasan, bahkan kematian. Selain itu, kombinasi zat-zat yang tidak terkontrol dalam narkoba ilegal juga meningkatkan risiko overdosis yang tidak terduga.
6. Kerusakan ginjal
Efek narkoba bisa menyebabkan kerusakan pada ginjal, khususnya kokain dan ekstasi. Melansir dari jurnal Cureus dengan judul Cocaine Hurts Your Kidneys Too: A Rare Case of Acute Interstitial Nephritis Caused by Cocaine Abuse, hal ini karena toksisitas kokain yang dapat menyebabkan cedera ginjal akut.
Tidak hanya itu, efek pemakaian narkoba jenis kokain terutama penggunaan berat dan kronis, dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan otot dan memasuki aliran darah. Kondisi inilah yang dapat menyebabkan gagal ginjal.
7. Risiko gagal jantung
Menurut studi di The American Journal of Medicine, berjudul The Impact of Substance Abuse on Heart Failure Hospitalizations, efek narkoba dapat meningkatkan risiko gagal jantung.
Gangguan penyalahgunaan narkoba merupakan sumber yang paling banyak menyebabkan orang berkunjung ke rumah sakit akibat mengalami gagal jantung.
Bukan itu saja, penggunaan kokain juga dapat meningkatkan gangguan irama jantung, penurunan aliran darah koroner, hingga berkurangnya diameter arteri koroner.
8. Meningkatkan infeksi penyakit menular
Efek narkoba dengan cara penyuntikan menyumbang 1 dari 10 kasus HIV. Selain itu, penggunaan narkoba suntikan juga menjadi faktor penyebaran hepatitis C.
Namun, penggunaan narkoba suntik bukan satu-satunya menjadi pemicu infeksi penyakit menular. Narkoba juga berisiko mendorong perilaku seksual berisiko, seperti melakukan hubungan intim tanpa kondom.
9. Gangguan gastrointestinal
Obat-obatan terlarang yang masuk ke dalam tubuh juga dapat menyebabkan gangguan gastrointestinal atau pencernaan. Ada berbagai masalah pencernaan yang bisa terjadi akibat narkoba, seperti:
- Mual.
- Sembelit kronis.
- Muntah.
- Sakit perut.
- GERD.
- Kerusakan kerongkongan.
Bahkan, penggunaan kokain dan metamfetamin dapat menyebabkan gangguan gastrointestinal yang cukup parah, seperti vasospasme arteri mesenterika. Kondisi ini menyebabkan hilangnya suplai darah antara jantung dan sistem gastrointestinal.
Tentunya, kondisi ini yang tidak segera teratasi dapat menyebabkan kolitis iskemik dan kematian jaringan usus.
Orang dengan kecanduan narkoba memerlukan perawatan khusus supaya lepas dari kecanduannya.
10. Memicu psikosis
Dampak penggunaan narkoba juga bisa memicu psikosis, kondisi yang membuat pengidapnya sulit membedakan imajinasi dan kenyataan. Seseorang yang mengalami kondisi ini bisa saja mengalami halusinasi, seperti melihat atau mendengar hal-hal yang sebenarnya tidak ada. Meski begitu, sebagian besar kasus psikosis tidak ada hubungannya dengan penggunaan narkoba.
11. Berisiko memicu keinginan bunuh diri
Penggunaan bisa menyebabkan efek yang sangat tidak terduga terhadap suasana hati. Bahkan, efeknya bisa membuat penggunanya menjadi lebih impulsif. Pada sebagian orang hal inilah yang bisa memicu keinginan ingin melakukan tindakan bunuh diri dalam jangka pendek atau panjang. Selain itu, efek juga bisa memperburuk masalah mental yang sudah ada pada diri pengidapnya
Efek Samping Narkoba Berdasarkan Jenisnya
Bagaimana cara kerja di dalam tubuh? Nyatanya, berbeda jenis, berbeda pula cara kerja dan efek samping negatif berbahaya dari . Berikut adalah penjabaran akan efek samping dari beberapa jenis , mulai dari morfin hingga opium, yaitu:
1. Morfin
Berasal dari kata “morpheus” yang berarti “dewa mimpi”, morfin adalah alkaloid analgesik kuat yang terdapat pada tanaman opium. Jenis ini bekerja langsung pada sistem saraf pusat, sebagai penghilang rasa sakit.
Beberapa efek buruk yang timbul dari pemakaian jenis morfin adalah:
- Menurunkan kesadaran.
- Menimbulkan euforia atau rasa bahagia luar biasa.
- Kebingungan.
- Berkeringat.
- Pingsan.
- Jantung berdebar-debar.
- Gelisah.
- Perubahan suasana hati.
- Mulut kering.
- Kejang lambung.
- Produksi air seni berkurang.
- Gangguan menstruasi dan impotensi.
2. Heroin (Putaw)
Narkoba jenis ini hasil dari pengolahan morfin secara kimiawi. Namun, reaksi dari heroin bisa lebih kuat dari morfin, sehingga zat ini sangat mudah menembus ke otak.
Efek buruk yang mungkin muncul adalah:
- Melambatnya denyut nadi.
- Tekanan darah menurun.
- Kelemahan otot.
- Pupil mengecil.
- Hilang kepercayaan diri.
- Suka menyendiri.
- Sering berperilaku buruk, seperti berbohong dan menipu.
- Kesulitan buang air besar.
- Sering tidur.
- Kemerahan dan rasa gatal pada hidung.
- Gangguan bicara (cadel).
3. Ganja (Kanabis/Marijuana)
Ganja, yang bernama lain Cannabis sativa syn. Cannabis Indica. Ini adalah tumbuhan budidaya yang menghasilkan serat dan kandungan zat narkotika pada bijinya. Akibat jenis ini membuat pemakainya mengalami euforia, yaitu rasa senang berkepanjangan tanpa sebab.
Sebenarnya, tanaman ganja telah dikenal manusia sejak lama. Seratnya biasa berguna sebagai bahan pembuat kantung, dan bijinya sebagai bahan dasar pembuatan minyak.
Namun, belakangan negara-negara beriklim dingin pun mulai banyak membudidayakan tanaman dini dengan cara mengembangkannya di rumah kaca. Adapun bahaya akibat jenis ganja bagi tubuh adalah:
- Denyut nadi dan jantung lebih cepat.
- Mulut dan tenggorokan terasa kering.
- Sulit dalam mengingat.
- Sulit diajak berkomunikasi.
- Kadang-kadang terlihat agresif.
- Mengalami gangguan tidur.
- Sering merasa gelisah.
- Berkeringat.
- Nafsu makan bertambah.
- Sering berfantasi.
- Euforia.
4. Kokain
Kokain adalah jenis yang berasal dari tanaman Erythroxylon coca, dari Amerika Selatan. Akibat penggunaan ini biasanya dimanfaatkan untuk mendapatkan efek stimulan, yaitu dengan cara dikunyah. Kokain dapat memicu metabolisme sel menjadi sangat cepat.
Sementara efek buruk lainnya bagi tubuh adalah:
- Dapat memberikan efek kegembiraan yang berlebihan bagi si pengguna.
- Sering merasa gelisah.
- Menurunnya berat badan.
- Timbul masalah pada kulit.
- Mengalami gangguan pernapasan.
- Sering kejang-kejang.
- Sering mengeluarkan dahak.
- Mengalami emfisema (kerusakan pada paru-paru).
- Menurunnya selera makan.
- Paranoid.
- Gangguan penglihatan.
- Sering mengalami kebingungan.
5. LSD (Lysergic Acid)
LSD adalah jenis yang tergolong halusinogen. Biasanya berbentuk lembaran kertas kecil, kapsul, atau pil.
Efek buruknya bagi kesehatan adalah:
- Sering berhalusinasi mengenai berbagai kejadian, tempat, warna, dan waktu.
- Terobsesi dengan apa yang ada dalam halusinasinya.
- Sering juga mengalami paranoid.
- Denyut jantung dan tekanan darahnya meningkat.
- Pupil mata melebar.
- Mengalami demam.
- Depresi dan merasa pusing.
- Serangan panik dan takut yang berlebihan.
- Mengalami gangguan persepsi.
6. Opium (Opiat)
Opium adalah jenis yang berbentuk bubuk. jenis ini berasal dari tanaman bernama papaver somniferum. Kandungan morfin dalam bubuk ini biasanya untuk menghilangkan rasa sakit.
Akibat jenis opium bagi kesehatan adalah:
- Hiperaktif.
- Merasa sensasi waktu berjalan begitu lambat.
- Merasa pusing (mabuk).
- Birahi meningkat.
- Timbul masalah kulit di bagian mulut dan leher.
- Sering merasa sibuk sendiri.
7. PCP (Phencyclidine)
PCP atau angel dust adalah jenis yang tersedia dalam berbagai bentuk tablet, kapsul, dan bubuk berwarna. Akibat ini dapat kamu rasakan setelah 4-6 jam penggunaan.
Berikut efek sampingnya:
- Perasaan terpisah dari tubuh dan lingkungan sekitar.
- Halusinasi.
- Gangguan gerakan dan koordinasi.
- Memicu perilaku agresif.
- Peningkatan tekanan darah.
- Gangguan bicara.
- Intoleransi terhadap suara keras.
- Kejang.
Contoh Narkotika yang Perlu Dikenali
Zat yang terkandung dalam narkoba adalah zat yang bisa menimbulkan dampak yang buruk bagi kesehatan apabila disalahgunakan. Contoh narkotika diklasifikasikan di dalam undang-undang (UU) tentang Narkotika.
Menurut UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, jenisnya terbagi menjadi 3 golongan, berdasarkan pada risiko ketergantungan.
1. Narkotika golongan 1
Narkotika golongan 1 yaitu ganja, opium, dan tanaman koka. Jenis ini berbahaya jika dikonsumsi karena berisiko tinggi menimbulkan efek kecanduan.
2. Narkotika golongan 2
Sementara itu, narkotika golongan 2 bisa bermanfaat untuk pengobatan, asalkan sesuai dengan resep dokter. Narkotika golongan 2 kurang lebih ada 85 jenis. Beberapa contoh narkotika jenis ini adalah morfin dan alfaprodina.
Meskipun bisa dimanfaatkan untuk pengobatan, golongan 2 ini berpotensi tinggi menimbulkan efek ketergantungan.
3. Narkotika golongan 3
Jenis narkotika golongan 3 memiliki risiko ketergantungan yang cukup ringan dan bermanfaat untuk pengobatan dan terapi. Ada beberapa jenis narkoba yang bisa kamu dapatkan secara alami.
Namun, ada juga yang dibuat melalui proses kimia. Berdasarkan pada proses pembuatannya, contoh narkotika tersebut dibedakan menjadi beberapa jenis, di antaranya:
- Sintetis
Narkotika jenis ini didapatkan melalui proses pengolahan yang rumit. Narkotika sintetis biasanya dimanfaatkan untuk keperluan pengobatan dan penelitian. Contoh narkotika yang bersifat sintetis yaitu amfetamin, metadon, deksamfetamin, dan masih banyak lagi.
- Semi sintetis
Pengolahan narkotika jenis semi sintetis menggunakan bahan utama berupa narkotika alami, yang kemudian diisolasi dengan cara diekstraksi. Contoh narkotika semi sintetis yaitu morfin, heroin, dan kodein.
- Alami
Contoh narkotika alami yaitu ganja dan koka. Penggunaannya bisa langsung melalui proses sederhana. Namun zat yang terkandung dalam narkotika alami masih sangat kuat, sehingga tidak diperbolehkan untuk dijadikan obat.
Apa yang terjadi jika generasi muda menggunakan narkoba? Bahaya penggunaan narkoba ini sangat tinggi, bahkan bisa menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan. Salah satu bahaya akibat narkoba adalah menyebabkan kematian.