Pelatih Timor Leste, Eduardi Pereira mengakui kekalahan anak asuhnya dari tuan rumah Indonesia dengan skor telak the 2-6 pada laga pemungkas Grup A Piala AFF U-192024.
Pada laga yang berlangsung di Gelora Bung Tomo, Surabaya (23/7/2024), Timor Leste sejatinya mampu mengimbangi di awal laga. Gol penalti Sabatin Agius sempat menyamakan skor.
Namun setelahnya, permainan Alexandro Lemos dkk terus melemah. Kafiatur Rizky dan Jens Raven dengan mudah memporak-porandakan pertahanan tim berjuluk Bumi Loro Sae
“Tadi pemain masih bisa mengimbangi, mereka cetak gol di babak pertama. Apa yang saya bilang kalau mengawali serangan di kiri, mereka bisa lakukan dengan bagus,” ucapnya.
“Tetapi babak kedua, stamina pemain turun. Itu karena persiapan kita tidak maksimal dan tensi yang tinggi menguras tenaga pemain Timor Leste,” sambung Eduardo.
Kebobolan Via Set-Pieces
Dalam permainan terbuka, sejatinya Timor Leste mampu mengimbangi Indonesia. Tetapi Kafiatur Rizky membuat perbedaan dalam situasi bola-bola mati.
Umpan-umpan silang Indonesia juga terbukti jadi mimpi buruk bagi Timor Leste. Terlepas dari kualitas umpan yang tak prima, Indonesia mampu mencuri gol lewat skema tersebut.
“Stamina yang turun pada akhirnya dimanfaatkan Indonesia. Pemain kami juga lebih pendek, mereka tak bisa melompat untuk mengimbangi pemain lawan,” jelasnya.
Fokus Bangun Infrastruktur
Eduardo juga menyebut ada banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan oleh Timor Leste selepas turnamen ini. Salah satunya membenahi infrastruktur yang memadai.
Timor Leste sejatinya memiliki dua stadion atau lapangan yang biasa digunakan untuk melangsungkan pertandingan atau latihan. Tetapi salah satunya harus direnovasi.
“Setelah pulang kami akan membuat laporan ke federasi supaya bisa diperbaiki. Meskipun infrastruktur belum memadai, kita bisa kerjasama dengan negara tetangga untuk berlatih di sana,” tutupnya.