ibu kota baru indonesia kalimantan timur
BERITA UNIK BERITA VIRAL

Ibu Kota Baru RI Bakal Dibangun

HobiQQ Lounge – Ibu kota baru RI bakal dibangun, Rencana pembangunan bendungan di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur ikut mewarnai pemindahan ibu kota Indonesia.

Kepala Bagian Pembangunan Sekretariat Kabupaten PPU, Nicko Herlambang mengatakan pembebasan lahan bendungan di calon ibu kota dilakukan tahun depan. Sebelum memulai pembebasan lahan, dibentuk tim persiapan yang terdiri dari Pemerintah Provinsi, Balai Wilayah Sungai (BWS), dan Pemkab PPU yang bertujuan melakukan penetapan lokasi oleh Gubernur yang akan digunakan sebagai dasar penetapan areal yang akan dibebaskan. Tim yang dibentuk tahun ini bertugas melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang areanya terdampak pembangunan bendungan.

“Kalau skema mulai 2020 tuh sudah mulai pembebasan lahan,” ujar Suryo kepada HobiQQ, Jumat (20/9/2019).

Total area bendungan diperkirakan seluas 365 hektare (ha) dengan bangunan bendung utama 80 ha. Pembangunan bendungan ini didanai APBN mulai dari pembebasan lahan hingga konstruksi.

Bendungan ini nantinya menjadi sumber air baku bagi masyarakat Penajam Paser Utara dan Kota Balikpapan, serta tentunya ibukota negara yang baru. Pembangunan konstruksinya sendiri diperkirakan selesai 2022 dan dilanjutkan dengan pembangunan sistem penyediaan air minum (SPAM).

Harga Tanah di Ibu Kota Baru Melonjak Jadi Miliaran, Benar Nggak Sih?

gambaran ibu kota baru indonesia

Penunjukan sebagian wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menjadi ibu kota negara (IKN) membuat harga lahan melonjak. Lokasi yang akan dijadikan pusat pemerintahan ini menjadi buruan para agen bandarq online indonesia spekulan sehingga membuat harganya terkerek.

Kecamatan Sepaku, PPU yang disebut menjadi titik pusat pemerintahan yang baru menjadi sorotan para spekulan tanah. Kecamatan dengan luas 1.172,36 km persegi ini sebagian tanahnya dimiliki transmigran dan negara. Daerah ini juga menjadi tujuan transmigrasi tahun 1970an.

Camat Sepaku, Risman Abdul mengatakan banyak orang yang sudah datang langsung memilih lokasi yang cocok untuk dibeli. Hal itu ia ketahui dari laporan para kepala desa. Para spekulan tanah tersebut menawarkan harga yang tinggi.

Soal harga jual tanah yang mencapai miliaran rupiah ia membantah. Pasalnya, prosedur jual beli lahan harus diketahui camat dilengkapi dengan surat yang lengkap.

“Bisa saja transaksi di bawah tangan. Katanya bermiliaran harga tanah, bukan naik berlipat-lipat tapi meroket masih hoaks. Belum ada satupun masyarakat kita transaksi jual beli tanah administrasinya sampai ke meja saya,” ujarnya.

Lebih jauh, Risman menjelaskan, para transmigran mendapatkan lahan dengan status hak milik 2 hektare (ha). Lahan tersebut digunakan untuk usaha yang berupa perkebunan, pekarangan, dan rumah.

“Lahan milik warga transmigrasi ke sini 3 sertifikat,” tuturnya.

Harga lahan di wilayahnya diperkirakan sebesar Rp 80 juta per ha, bahkan tertingginya mencapai Rp 120 juta per ha. Soal harga tanah yang dijual hingga miliaran rupiah juga belum diketahui persisnya.

Ramai-ramai Urus ke Kantor Desa Urus Tanah

Kepala Dusun 01 Desa Semoi Dua Mas’ud (48) mengatakan banyak warga yang berbondong-bondong mengurus legalitas tanah. Para pemilik Agen Poker lahan pun lebih taat membayar kewajiban pajaknya. Hal ini ramai dilakukan usai pengumuman lokasi ibu kota baru.

“Mengamankan di sini marak buat IMB. Dihimbau Pemkab untuk semua warga mengurus,” katanya ditemui di Desa Semoi Dua.

Kepala Desa Semoi Dua Hadi Muntoro saat ditanya mengenai kemungkinan daerahnya dijadikan titik ibu kota baru mengaku tidak tahu persis. Namun, ia yakin betul lahan warga yang sudah puluhan tahun menempati desa tersebut tidak akan tergusur. Para warga disebut menyambut baik rencana pemindahan ibu kota.

“Arahan dari yang disampaikan presiden itu tidak akan menggusur warga,” katanya.

Beralih ke Kecamatan Samboja, tepatnya Kelurahan Sungai Merdeka, juga disebut menjadi incaran para spekulan. Meski begitu, Lurah Sungai Merdeka Agus Santosa membantah isu tersebut. Ia belum menerima berkas jual beli lahan di daerahnya.

“Saya dengar banyak orang jual beli tapi sampai sekarang belum ada sampai meja,” ujarnya ditemui di kantornya.

Ia menambahkan warganya mendukung rencana pemindahan ibu kota negara ke Samboja. Diharapkan pembangunan di wilayah tersebut bisa semakin maju. Namun, yang dikhawatirkan adalah tersisihnya masyarakat akibat dari pemindahan pusat pemerintahan tersebut.

“Saya imbau kami tidak harapkan warga jual lahannya. Jangan ujung-ujungnya tersisih dengan para pendatang. Kami minta persiapkan diri SDM,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *