Ini Kunci Penting Menekan Resiko Penyakit TBC, Sadari Dari Sekarang !
BERITA KESEHATAN

Ini Kunci Penting Menekan Resiko Penyakit TBC, Sadari Dari Sekarang !

HobiQQ Lounge – Ini kunci penting menekan resiko penyakit TBC, sadari dari sekarang. Tuberkulosis atau TBC masih menjadi masalah kesehatan dan menempati daftar 10 teratas penyebab kematian di dunia. Indonesia termasuk negara dengan beban TBC tertinggi ketiga di dunia. Diperkirakan terdapat 824 ribu kasus TBC baru pada tahun 2020 dengan angka kematian mencapai 93 ribu kasus atau setara dengan 11 kematian/jam.

Dengan situasi pandemi yang melanda negeri ini, Memperkirakan akan ada penambahan 6,3 juta kasus TBC baru dan 1,4 juta kematian pasien TBC di dunia sepanjang tahun 2020-2025, ditambah lagi dengan adanya kasus TBC yang tidak terlaporkan. Gaple Online

Ada sejumlah faktor yang menyebabkan kasus TBC menjadi semakin meningkat. Selain dari faktor keterbatasan akses, fasilitas dan konsentrasi tenaga medis yang melayani pasien Covid-19, penyebab kasus TBC adalah masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap gejala-gejala dari penyakit TBC.

Ini Kunci Penting Menekan Resiko Penyakit TBC, Sadari Dari Sekarang !

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan kepada 500 responden dengan usia 18-39 tahun, bahwa hanya 10,1% saja yang menganggap batuk lebih dari 2 minggu adalah gejala TBC.

Dari survey tersebut, dapat disimpulkan bahwa masyarakat masih banyak yang belum mengetahui gejala TBC. Padahal, jika gejala batuk yang dialami terus-menerus sampai 14 hari atau lebih, gejala tersebut bisa jadi dikarenakan oleh infeksi bakteri TBC. Jika seperti ini terus, maka masyarakat terus dibayangi oleh risiko besar TBC.

Ini Kunci Penting Menekan Resiko Penyakit TBC, Sadari Dari Sekarang !

1. Pemahaman dan persepsi soal TBC

Tidak sedikit pasien TBC yang berhenti mengonsumsi obat sebelum waktunya karena merasa sehat. Selain itu, masih adanya persepsi negatif terkait fasilitas kesehatan dan merasa kalau vonis penyakit TB adalah akhir segalanya dan tidak bisa disembuhkan. Padahal itu persepsi yang salah.

2. Masalah sosio-demografi dan ekonomi

Seperti adanya stigma, kurangnya dukungan keluarga, dan kesulitan dalam mengakses fasilitas kesehatan akibat biaya, jarak, dan transportasi.

3. Efek dari pengobatan TBC 

Munculnya kejadian efek samping pengobatan TBC yang dapat mengakibatkan kejadian putus obat.

Ditambah lagi, kurangnya dukungan dari orang-orang terdekat pasien TBC menjadi akar dari kegagalan pengobatan. Bahkan, mereka kerap menganjurkan untuk memberhentikan pengobatan dan malah dikucilkan. Padahal, pasien TBC sangat membutuhkan dukungan untuk menyelesaikan rangkaian pengobatannya. Dari berbagai permasalahan tersebut, bisa diinterpretasikan bahwa kesadaran masyarakat akan TBC masih belum optimal.

Ini Kunci Penting Menekan Resiko Penyakit TBC, Sadari Dari Sekarang !

Rendahnya kesadaran ini diperparah oleh kondisi pandemi yang membuat pandangan gejala batuk hanya mengarah ke infeksi virus COVID-19. Pada kenyataannya, batuk tidak selalu infeksi COVID-19, bisa saja infeksi bakteri TBC. Maka dari itu, untuk mendapatkan diagnosis yang tepat, masyarakat Indonesia seharusnya mau pergi ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan yang tepat.

Deposit Pulsa Tanpa Potongan
Baca Juga : 5 Tips Agar Kuat Olahraga Walau Puasa Di Bulan Ramadhan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *