HobiQQ Lounge – Kawin lari tolak perjodohan, kisah cinta berakhir tragis. Wanita asal India ini tak terima dijodohkan dengan pria pilihan ayahnya. Ia pun memutuskan kawin lari dengan pria pilihan hatinya. Namun, apa yang dilakukan demi cintanya ini berakhir dengan tragedi memilukan.
Pranay Perumalla dan Amrutha Varshini memutuskan untuk kawin lari setelah Amrutha merasa bahwa orangtuanya akan menikahkannya dengan pria lain. Namun, ayahnya yang tidak menyetujui aksi sang putri ini, menyewa seorang pembunuh untuk membunuh Pranay.
Seperti dilansir The Washington Post, Amrutha merupakan bagian dari Agen Poker kasta atas yang dikenal sebagai Komati. Sejak tumbuh dewasa orangtua Amrutha selalu melarangnya untuk berteman dengan gadis-gadis dari kasta yang lebih rendah, khususnya Dalit.
Tetapi, kekasihnya, Pranay berasal dari Dalit, kasta terendah dalam peringkat kasta India yang membentuk 17% dari populasi India. Keluarga kaya Amrutha merasa kawin lari yang dilakukan mereka sebagai penghinaan yang tidak dapat diterima.
Amrutha bertemu Pranay di sekolah selama kelas sembilan dan menjalin hubungan pertemanan setelah berbicara melalui SMS dan telepon, tetapi ayahnya segera mengetahuinya dan menghukumnya. Sang ayah memukuli Amrutha untuk pertama kalinya, dan menyital telepon serta laptopnya sebelum memindahkannya ke sekolah lain.
“Aku bahkan bisa menikahimu dengan seorang pengemis yang memiliki kasta atas. Tapi aku tidak ingin kau menikah dari kasta yang lebih rendah, siapa pun itu,” bentak ayahnya pada Amrutha.
Cinta Keduanya Tiada Yang Bisa Menghentikan Sehingga Mereka Kawin Lari
Namun, tak ada yang bisa menghentikan cinta wanita berusia 21 tahun ini dengan Pranay meskipun mereka tak bertemu selama enam tahun. Ketika pasangan itu kuliah, Amrutha curiga bahwa orangtuanya berusaha mengatur pernikahan untuknya, jadi dia memberi tahu Pranay bahwa dia ingin kawin lari dengannya.
Pada saat itu, Amrutha sedang belajar mode, sementara Pranay sedang belajar teknik, tetapi mereka memutuskan bahwa perjuangan untuk cinta mereka sangat penting. Pada 30 Januari 2018, Amrutha dan Pranay melarikan diri dengan rencana memulai bisnis di Australia. Mereka kemudian mengajukan aplikasi untuk paspor dan belajar untuk tes kecakapan berbahasa Inggris.
Sebelum pergi ke Australia, Amrutha dan Pranay mengadakan upacara sederhana dengan teman dekat dan menikah di sebuah kuil di Hyderabad. Pernikahan itu dijalankan oleh kelompok reformis Hindu bernama Arya Samaj, yang mendukung pernikahan antar-kasta. Mereka pun harus menunda rencana untuk meninggalkan India sementara waktu karena Amrutha tengah hamil.
Pada 17 Agustus 2018, mereka menyelenggarakan resepsi untuk merayakan pernikahan. Kali ini, ratusan orang menghadiri acara tersebut, tetapi orangtua Amrutha tidak muncul. Menurut dokumen pengadilan, rupanya ayah Amrutha, Rao, sudah mulai berencana untuk membunuh Pranay. Pria berusia 57 tahun itu menyewa pembunuh bayaran Rp 2,1 miliar untuk membunuh menantunya.
Pada 14 September 2018, kamera CCTV menangkap Amrutha, Pranay dan ibunya meninggalkan Rumah Sakit Jyothi setelah janji dengan agen bandarq online indonesia. Mereka berbicara dan berjalan ketika tiba-tiba seorang pria muncul di belakang dengan pisau daging besar di tangan kanannya. Dia memukul kepala dan leher Pranay dua kali, yang langsung membunuhnya.
Kejadian Setelah Pembunuhan
Amrutha terlihat menangis ketika dia berlari kembali ke rumah sakit untuk meminta bantuan. “Seseorang menyerang Pranay. Apa yang kamu lakukan? ” tanya Amrutha kepada ayahnya melalui telepon sebelum dia pingsan.
Pada 30 September 2018, Rao mengakui kejahatannya setelah pihak berwenang menemukan banyak sekali bukti bahwa ia lah yang berada di belakang pembunuhan menantu lelakinya. Namun, dia belum dihukum karena kejahatannya.
Ayah Pranay, Balaswamy, mengatakan bahwa keluarga ingin Rao dihukum karena kejahatannya untuk mencegah pembunuhan seperti itu terjadi di masa depan. Sementara itu, Amrutha mengaku menerima jika ayahnya harus dihukum HobiQQ.
“Ayahku adalah alasan kematiannya. Orangtua Pranay tahu bagaimana kami saling mencintai,” kata Amrutha.