HOBIQQ LOUNGE Kebiasaan Kecil, Memicumu Merasa Cemas Berlebihan!
Sebetulnya kecemasan adalah reaksi normal tubuh terhadap stres dan bersifat fluktuatif.
Rasa cemas bahkan dapat bermanfaat dalam beberapa situasi, seperti bisa mengarahkan kita pada sinyal bahaya sehingga membuat kita tetap waspada.
Misalnya seperti rasa cemas yang muncul ketika kita bepergian sendiri di jalan yang gelap dan sepi.
Meski begitu, rasa cemas juga dapat mengganggu proses kita berpikir dan juga keseharian kita apabila intensitasnya terlalu tinggi atau mungkin muncul dalam interval yang sering.
Para ahli mengatakan ada kebiasaan tertentu yang bisa membuat kita merasa cemas berlebihan, meski kita tidak dalam keadaan terancam.
Berikut ini beberapa Kebiasaan Kecil, Memicumu Merasa Cemas Berlebihan!
Langsung cek ponsel begitu bangun tidur
Kalau di tanya apa hal yang pertama kali kamu lakukan ketika bangun tidur?
Mungkin sebagian besar akan menjawab mengecek ponsel.
Entah itu untuk sekadar melihat jam, scrolling media sosial, atau sudah langsung berjibaku dengan urusan pekerjaan seperti cek e-mail dan grup kantor.
Ini adalah kebiasaan umum yang di lakukan sebagian banyak orang.
Yang tanpa di sadari berpotensi membuat kita cemas sepanjang hari, kata Amy Mezulis, PhD, salah satu pendiri klinik Joon.
Tidak mengatur napas dengan tenang
Tingkat kecemasan dan keadaan fisik kita sangat berkaitan erat.
Ketika kita cemas, sistem saraf simpatik tubuh kita bekerja.
Pupil mata kita membesar, detak jantung meningkat, darah mengalir lebih cepat, pencernaan kita terhenti, dan kita mulai bernapas dengan sangat cepat dan pendek.
Begitu pula yang mungkin kita rasakan ketika memikirkan daftar tugas yang harus kita lakukan seharian.
Berulang kali membayangkan betapa hari ini begitu padat, terburu-buru, dan akan sangat melelahkan.
Terlalu banyak bermain media sosial
Tak bisa dipungkiri kalau media sosial saat ini jadi bagian dari gaya hidup hampir semua orang.
Sayangnya, arus informasi yang sangat cepat dan beragam di media sosial bisa jadi boomerang bagi kita dengan memantik rasa cemas.
Terutama akibat banyaknya berita negatif yang bersliweran dengan mudah di dunia maya. Belum lagi kolom-kolom komentar yang kadang men-trigger kita untuk adu opini.
Terpapar terlalu banyak berita negatif dari media massa
Sebuah studi pada bulan Agustus 2022 yang diterbitkan di Health Communication menemukan bahwa orang yang secara obsesif terpapar media berita.
Cenderung menderita stres dan kecemasan hingga memiliki kesehatan fisik yang buruk.
Bryan McLaughlin, profesor periklanan di Fakultas Media dan Komunikasi di Texas Tech University serta penulis utama studi tersebut mengatakan.
Jika beberapa tahun terakhir berita didominasi oleh isu seperti pandemi global, kerusuhan politik, penembakan massal, perang, dan kebakaran hutan.
Perfeksionisme dalam melakukan banyak hal dan memaksakan agenda yang padat di luar kapasitas
Banyak dari kita mengalami kesulitan menyelesaikan tugas secara tepat waktu, terutama jika kita memiliki kecenderungan perfeksionisme atau overworked.HOBIQQ
Mereka cenderung merasa harus melakukan sesuatu berulang-ulang seperti membaca ulang e-mail agar tidak ada yang salah, memastikan hal berkali-kali agar sesempurna mungkin.
Di akhir hari, mereka baru menyadari kalau sudah “membuang” banyak waktu dan merasa cemas karena tidak punya cukup waktu untuk menyelesaikan sisa pekerjaannya.