HOBIQQ – Mall adalah tempat yang menyenangkan bagi sebagian orang. Selain menjadi tempat belanja, mol menjadi sarana rekreasi yang menyenangkan. Sebuah kota atau negara yang memiliki mol mewah dan besar, akan memberi kebanggaan tersendiri. Karena itu, banyak negara berlomba-lomba membangun mol terbesar dan termewah. Sayangnya, ada mol yang justru menjadi ‘kawasan hantu’.
Foto yang Anda lihat di atas adalah New South China Mall yang terletak di provinsi Guangdong, China. Mol tersebut tampak mewah dan menawan. Ada banyak fasilitas yang tersedia, mulai dari toko-toko mewah, bioskop, arena bermain yang sangat besar, ada roller coaster dan sebagainya. Selain lengkap dan mewah, mol ini menjadi mall terbesar di dunia, luasnya bahkan mencapai 1 desa sebesar 5 juta kaki persegi.
Sayangnya, mall ini makin lama makin tidak ada pengunjungnya. Ribuan toko tutup, area bermain kosong, koridor tampak melompong, kerusakan ada di berbagai sudut mall. Mol ini ditinggalkan oleh pengunjungnya sejak bertahun-tahun lalu.
Mengapa mall mewah dan besar ini tidak lagi ramai?
Mall hantu yang tidak Laku
New South China Mall buka pada tahun 2005. Sebagai mall terbesar, ada 100.000 pengunjung yang datang setiap hari. Mereka menikmati keindahan mall, belanja, mencoba wahana permainan, naik perahu di sungai buatan yang melintasi bagian dalam dan luar mall. nonton bioskop atau sekedar nongkrong.
Tetapi kemeriahan itu tidak lama, semakin hari pengunjung semakin sepi bahkan tidak ada lagi yang mengunjungi New South China Mall. Tidak ada lagi wanita-wanita yang menenteng tas belanjaan, tidak ada lagi suara tawa gembira di area restoran dan tidak ada lagi tawa ceria anak-anak dan remaja yang mencoba berbagai wahana permainan.
Mall Kosong Bagai Kota Mati
8 tahun berlalu. New South China Mallsemakin sepi pengunjung. Sudut-sudut maol yang dirancang ala keliling dunia terbengkalai. Replica Arc de Triomphe mulai mengalami kerusakan, termasuk patung Sphinx yang mulai hancur. Sungai buatan yang bisa di lewati dengan gondola di bagian dalam dan luar mol juga mulai keruh dan mengeluarkan aroma tak sedap.
Hal yang sama terjadi di dalam mol, koridor gelap tanpa ada satupun toko yang buka. Patung manekin tampak melompong tanpa pakaian, lantai dan semua sisi penuh debu, sisa panji-panji iklan yang menggantung dari langit-langit mol. Semua kawasan mengalami hal yang sama, tidak terawat, tanpa pengunjung dan suram. Mol megah ini bagaikan mol hantu tanpa kehadiran manusia di dalamnya.
Kunjungi Mall Untuk Wisata Hantu
Walaupun mol ini sudah seperti kota hantu. masih ada sedikit toko yang buka, tetapi hanya di bagian depan moll. Toko-toko itu menjual makanan cepat saji atau pernak pernik kecil bioskop di luar mol juga masih berfungsi. Sisanya, ribuan toko menganggur tanpa ada satupun yang menyewa.
Dengan kondisi menyedihkan itu, sedikit orang yang datang ke New South China Mall lebih sering menghabiskan waktu untuk melakukan wisata mall hantu. Mereka memotret sudut-sudut mol dan berpose di depan wahana permainan yang hampir rusak atau koridor yang gelap dan kosong, bahkan sekedar mencoba naik gondola di atas sungai buatan yang melintas di dalam dan luar mol. Ya, mereka menikmati sensasi wisata kota hantu, bukan belanja.
Mengapa Mall ini ditinggalkan Banyak Orang?
Pertanyaan besar lalu muncul, mengapa mol sebesar dan semewah ini ditinggalkan begitu saja? Negara China sedang mengalami kemajuan ekonomi, seharusnya pembangunan moll ini membawa suka cita. Nyatanya tidak demikian.
Kesalahan lokasi pembangunan menjadi penyebabnya. Maol mewah ini di bangun di daerah Dongguan, kota yang penghuninya sekitar 10 juta pekerja migran. “Orang datang ke kota ini untuk bekerja di pabrik, kami tidak punya waktu untuk belanja,” ujar seorang imigran bernama Xiao yang juga bekerja di mol ‘hantu’ tersebut.
Pengelola Yakin Mall Akan Ramai Kembali
Selain lokasi yang salah dan mengharuskan orang menempuh jarak jauh jika ingin belanja, sewa toko yang mahal juga ikut serta membuat mol ini sepi penyewa. Walaupun begitu, pihak pengelola mol optimis New South China Mall akan ramai di kunjungi dan ramai penyewa. Bulan maret lalu menjadi bulan promosi besar-besaran. Namun belum diketahui apakah promosi itu berhasil atau tidak.
Di China, bangunan mewah yang akhirnya jadi kota mati dan kota hantu sudah menajdi hal biasa. Banyak jutawan membangun pusat pembelanjaan, membangun real estate dan sebagainya, tetapi tidak terkelola dengan baik sehingga muncul banyak wilayah mewah yang rusak dan tidak ada penghuninya.