HOBIQQLOUNGE – Masih Banyak Dipercaya! Ini 5 Mitos Keliru tentang Kesehatan
Hobiku99.com – Ketahui kebenarannya agar tak salah kaprah
Ada banyak mitos mengenai kesehatan yang beredar luas di masyarakat dan dipercaya, padahal kebenarannya tidak jelas atau tidak terbukti. Parahnya, mitos kesehatan yang dipercaya ini sering kali menimbulkan kesalahpahaman. Padahal, kesehatan kamu bisa jadi taruhannya!
Inilah beberapa mitos keliru tentang kesehatan yang hingga kini masih dipercaya oleh banyak orang. Ketahui kebenarannya agar kamu tidak tertipu.
Masih Banyak Dipercaya! Ini 5 Mitos Keliru tentang Kesehatan
1. Makin banyak minum air, makin sehat
Air putih memang dibutuhkan tubuh untuk mendukung metabolisme tubuh. Faktanya, tubuh kita mayoritas terdiri dari air, sehingga minum air tampaknya punya peran krusial. Namun, berapa banyak, sih, air yang dibutuhkan tubuh?
Menurut sebuah laporan berjudul “Water, Hydration, and Health” dalam jurnal “Nutrition Reviews” tahun 2011, konsumsi air pada tiap orang bisa berbeda-beda. Sayangnya, banyak sekali orang yang pukul rata akan jumlah air yang mesti dikonsumsi.
Perlu diingat, sumber cairan juga bisa didapat dari makanan, seperti buah, sayuran, dan makanan yang berkuah. Jadi, konsumsi cairan ini tak harus mengandalkan air putih atau minuman lainnya.
Tahu tidak, ternyata kebanyakan minum air malah bisa mengganggu kerja ginjal, karena terlalu banyaknya air dalam tubuh dapat mengurangi kadar natrium dan kalium dalam darah.
Dilansir Mayo Clinic, konsumsi air putih yang benar memang harus melihat kasus dan kondisi yang dimiliki masing-masing individu. Rekomendasi asupan air yang memadai pada orang sehat tanpa gangguan ginjal adalah sebanyak 3,7 liter pada laki-laki dan 2,7 liter pada perempuan setiap harinya. Dalam beberapa kasus, konsumsi air justru disarankan kurang dari rekomendasi tersebut.
Harus diingat bahwa 20-30 persen cairan atau air yang dikonsumsi juga didapat dari makanan. Itu sebabnya kamu tak perlu minum air putih banyak-banyak, karena ini akan memberatkan kerja ginjal di waktu yang bersamaan. Lantas, bagaimana dengan saran konsumsi 8 gelas air setiap hari?
Ternyata, pola konsumsi 8 gelas air per hari bagi tiap orang tidaklah sama. Ada orang yang minum kurang dari itu, ada juga yang lebih. Faktor-faktor yang memengaruhi antara lain jumlah keringat, olahraga, cuaca, hingga kondisi medis tertentu.
2. Penderita diabetes dilarang mengonsumsi gula
Diabetes melitus atau diabetes terbagi menjadi dua, yakni diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2.
Diabetes tipe 1 terjadi manakala sistem kekebalan tubuh telah menghancurkan sel-sel pankreas yang menghasilkan insulin. Sementara itu, diabetes tipe 2 terjadi akibat sel-sel pada tubuh menjadi tidak sensitif terhadap insulin. Biasanya, diabetes tipe 2 terjadi karena gaya hidup atau pola makan yang tidak sehat dan jenis ini mendominasi kasus diabetes secara global.
Nah, ada anggapan yang menyatakan bahwa penderita diabetes tidak boleh mengonsumsi gula sama sekali. Bagaimana faktanya?
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal “Diabetes Care” tahun 2003 menyimpulkan bahwa asupan gula tidak memainkan peran yang dapat merusak dalam pencegahan primer terhadap kasus-kasus diabetes tipe 2.
Bahkan, menurut studi dengan partisipan perempuan tersebut mengatakan, konsumsi gula dalam takaran sedang dapat menjadi diet atau konsumsi yang sehat.
Bagaimana dengan laki-laki? Secara umum, baik laki-laki maupun perempuan dengan diabetes memang harus memperhatikan konsumsi gula mereka. Namun, bukan berarti orang-orang dengan diabetes tidak boleh mengonsumsi gula sama sekali. Justru, kurangnya gula dalam tubuh dapat memicu hipoglikemia, yakni rendahnya kadar gula (glukosa) dalam tubuh hingga di bawah normal.
Jika kamu punya diabetes, konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi supaya kamu mendapatkan rincian tentang seberapa banyak asupan gula yang bisa dikonsumsi setiap harinya.
3. Penderita kanker tidak berumur panjang
Kata siapa?
Dikutip dari laman cancer.net, secara sederhana kanker dapat diartikan sebagai pertumbuhan dari sel-sel di tubuh secara abnormal, tidak terkontrol, dan mengarah pada sifat ganas. Artinya, sel-sel tersebut justru dapat merusak sel-sel sehat.
Pada pertumbuhan sel-sel yang radikal, biasanya pertumbuhan akan berwujud pada tumor. Pemeriksaan patologi akan menegakkan diagnosis terhadap sel tumor, apakah jinak atau ganas.
Nah, ada anggapan rancu di tengah masyarakat awam mengenai kanker. Pasalnya, ada banyak orang menganggap bahwa kanker adalah penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Bahkan, ada anggapan ekstrem yang menyatakan bahwa penderita kanker tidak bisa berumur panjang. Apa benar begitu?
Dr. Jorgen Olsen, kepala penelitian dari The Danish Cancer Society menyatakan bahwa obat yang benar-benar efektif menyembuhkan kanker memang masih belum ada, seperti dicatat dalam laman Science Nordic. Bahkan, pengobatan yang dapat menyembuhkan kanker secara total masih belum akan ada dalam waktu dekat.
Hal tersebut juga diamini oleh Mads Daugaard, seorang ilmuwan dan peneliti kanker dari Laboratorium Patologi Molekuler Universitas British Colombia, Kanada. Kemungkinan fokus di masa depan bukan untuk mengobati kanker, tetapi lebih kepada menemukan cara tepat untuk memperpanjang harapan hidup penderita kanker.
Sekitar 40 tahun lalu, pasien kanker yang bertahan hidup selama lima tahun setelah terdiagnosis hanya sebanyak 35 persen. Kini, angka harapan hidupnya meningkat hingga 65 persen. Bahkan, tak sedikit pasien kanker yang bertahan hidup jauh lama dari perkiraan dokter.
Jadi, meskipun kanker memang belum dapat diobati secara total dan efektif, tetapi bukan berarti itu otomatis memperpendek usia pasiennya. Ada banyak faktor yang harus diteliti lebih lanjut mengenai hubungan kanker dengan usia atau harapan hidup seseorang.
Faktanya, ada, lho, pasien kanker yang masih dapat hidup normal dan berusia panjang, lebih panjang ketimbang orang tanpa kanker.
4. Makan banyak supaya tubuh sehat
Waduh, teori dari mana lagi ini? Padahal, faktanya makan banyak yang tak terkontrol justru akan mengundang banyak penyakit karena naiknya berat badan secara berlebihan.
Menurut informasi dari National Health Service, Inggris, berat badan berlebih atau obesitas dapat menyebabkan diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke, dan meningkatkan risiko kanker.
Mungkin banyak orang yang percaya makan banyak bikin sehat karena biasanya tubuh yang kurus identik dengan kondisi kurang gizi alias malnutrisi. Nyatanya, tiap orang punya indeks massa tubuh idealnya masing-masing. Meski begitu, terlalu kurus memang tidak baik karena mungkin berhubungan dengan asupan nutrisi dan menandakan adanya kelainan dalam tubuh
So, menjaga berat badan agar tetap ideal adalah salah satu cara terbaik dalam menjaga kesehatan. Indeks massa tubuh bisa bisa dijadikan patokan berapa seharusnya berat badan kamu.
Menurut keterangan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), rumus menghitung indeks massa tubuh adalah: berat (kg) / tinggi (m) kuadrat.
Misalnya, berat badanmu 80 kg dan tinggi 1,75 m. Cara hitungnya, kalikan tinggi badan dalam kuadrat, yaitu 1,75×1,75 = 3,06. Selanjutnya, bagi angka berat badan dengan hasil kuadrat tinggi badan, yaitu 80/3,06 = 26,1. Lalu, cocokkan dengan klasifikasi di bawah ini:
- Di bawah 18,5 berarti tubuh terlalu kurus.
- 18,5-24,9 berarti berat tubuhmu normal atau ideal.
- 25-29,9 berarti berat tubuh agak berlebih.
- Di atas 29,9 berarti berat tubuh termasuk obesitas.
5. MSG adalah penyebab utama kanker
Monosodium glutamat atau MSG adalah asam amino yang cukup banyak didapatkan dan keberadaannya cukup berlimpah serta dapat terbentuk secara alami. Pada umumnya, senyawa tersebut digunakan sebagai penyedap masakan di berbagai belahan dunia.
Namun, bagi beberapa kalangan, MSG memiliki reputasi yang sangat buruk karena dianggap sebagai penyebab utama kanker dan penyakit mematikan lainnya. Benarkah demikian?
Dilansir Healthline, tidak ada bukti ilmiah konklusif yang menyatakan bahwa MSG adalah penyebab utama dari kanker. Dalam beberapa hal, mungkin MSG dengan takaran berlebih akan menyebabkan rasa mual, sakit kepala, atau masalah pencernaan. Namun, ilmuwan dan ahli medis tidak menemukan hubungan langsung antara MSG dengan munculnya sel kanker.
Studi klinis dalam jurnal “Experimental and Clinical Sciences” tahun 2018 menyimpulkan bahwa MSG dalam dosis tertentu dapat berpengaruh pada sel-sel tubuh seseorang secara minor, seperti hipertensi dan defisiensi zat besi. Beberapa efek toksik dapat terjadi pada pemberian MSG dalam takaran tertentu, misalnya gangguan kesuburan, gangguan fungsi kerja hati, dan obesitas.
Namun, masih dibutuhkan studi dan penelitian lanjutan untuk mengetahui dengan pasti apakah MSG dapat menyebabkan kanker secara langsung atau tidak.
Paling amannya memang tidak menambahkan MSG ke dalam makanan secara berlebihan. Walaupun belum ada bukti ilmiah antara MSG dan kanker, zat tersebut terbukti dapat memengaruhi sel-sel tubuh secara minor. Lagipula, apa pun yang berlebihan memang tak baik, bukan?
Itulah beberapa mitos seputar kesehatan yang masih banyak dipercaya mentah-mentah oleh sebagian orang. Namun, kini kamu sudah tahu kebenarannya.
Yang bukan mitos adalah, terapkan pola hidup sehat dan lakukan cek kesehatan rutin agar kesehatanmu selalu terjaga.
baca juga: 7 Cara Memuaskan Perempuan Virgo Di Ranjang, Tak Disangka-Sangka!