HOBIQQ LOUNGE – Melewatkan Sarapan, Ini Dampaknya Bagi Kesehatan, banyak remaja yang memiliki pola makan yang buruk. Seperti melewatkan sarapan, jarang mengonsumsi buah dan sayur, serta menggemari makanan yang tinggi kalori, gula, garam, dan lemak.
1. Kekurangan Gizi
Menurut dr. Rina, triple burden of malnutrition adalah tiga kondisi yang menjadi beban, yaitu masalah kekurangan gizi yang belum teratasi, defisiensi gizi mikro (misalnya kekurangan zat besi pada remaja perempuan), serta prevalensi kelebihan berat badan (overweight) dan obesitas yang terus meningkat.
Ia menjadikan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) sebagai acuan. Sebagai contoh, menurut Riskesdas 2013, prevalensi obesitas pada remaja berusia 13–15 tahun adalah 2,5 persen dan 1,6 persen pada remaja berusia 16–18 tahun. Akan tetapi, pada Riskesdas 2018, jumlahnya naik menjadi 4,8 persen pada remaja berusia 13–15 tahun dan 4 persen pada remaja berusia 16–18 tahun.
2. Faktor yang Mempeengaruhi
Ada banyak faktor yang berkontribusi terhadap masalah gizi remaja, Oleh karena itu di antaranya adalah:
- Gaya hidup sedentari (gaya hidup tidak aktif di mana orang tersebut banyak duduk dan berbaring serta jarang berolahraga).
- Makan di luar rumah, jajan berlebihan, dan pilihan makanan yang kurang beragam.
- Kesenjangan sosial.
- Persepsi mengenai citra tubuh yang negatif, yang mungkin bisa menyebabkan gangguan makan seperti anoreksia dan bulimia.
- Kesenjangan pengetahuan.
- Kesehatan mental.
- Menikah muda.
3. Hanya 30% Remaja yang Rutin Sarapan
Salah satu kebiasaan makan remaja Indonesia adalah melewatkan sarapan. Bahkan, menurut Global School-Based Student Health Survey (GSHS) 2016 yang di kutip oleh dr. Rina, hanya 34,88 persen remaja yang rutin sarapan.
Padahal, menurut penelitian dalam jurnal Frontiers in Psychology pada 22 November 2021, pelajar yang tidak sarapan pagi akan kehilangan konsentrasi dan motivasi di kelas karena kelaparan, yang akan mengurangi waktu belajar efektif.
4. Konsumsi Cemilan Tidak Sehat
Dalam penelitiannya yang di terbitkan pada tahun 2016, dr. Rina menemukan fenomena yang menarik. Maka Dari 170 remaja perempuan di Purwakarta dan Cimahi, 85 orang di antaranya (50 persen) hanya makan dua kali sehari. Mereka justru lebih suka ngemil (snacking) daripada makan berat.
maka Yang menjadi masalah, camilan yang mereka sukai tinggi kalori, gula, garam, dan lemak. Seperti seblak (37 persen), makanan yang di goreng (22 persen), hingga minuman manis (9 persen).
5. Asupan Buah & Sayur yang Rendah
Selain pilihan makanan yang kurang bergizi, remaja juga malas makan buah dan sayur. Menurut Riskesdas 2018, hanya 3,2 persen remaja berusia 10–14 tahun dan 3,6 persen remaja berusia 15–19 tahun yang mengonsumsi buah dan sayur setidaknya 5 porsi per hari.
Oleh karena itu Apa yang terjadi pada kita jika asupan buah dan sayur sangat rendah, Kita mungkin akan mengalami berbagai masalah kesehatan seperti sembelit, rambut rontok, kudis, serta lebih berisiko terkena penyakit jantung, diabetes, dan kanker. HOBIQQ