Mengenal Penyakit Dead Butt Syndrome
BERITA KESEHATAN

Mengenal Penyakit Dead Butt Syndrome

HOBIQQ – Mengenal Penyakit Dead Butt Syndrome, akibat Duduk Terlalu Lama.

Mungkin karena tuntutan pekerjaan atau pada dasarnya kebiasaan malas gerak membuat kamu jadi terlalu lama duduk. Kalau ini berlangsung terus-menerus, bisa timbul risiko penyakit pada tubuh. Salah satunya adalah dead butt syndrome.

Dikutip dari berbagai sumber, dead butt syndrome merupakan salah satu akibat dari duduk yang terlalu lama. Kondisi ini menyebabkan otot-otot gluteal di bagian bokong mengalami masalah.

Jika dibiarkan, nyeri bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya, seperti pinggul, punggung bagian bawah, dan kaki. Yuk, kenali penyakit ini supaya kamu bisa mencegahnya!

Mengenal Penyakit Dead Butt Syndrome, akibat Duduk Terlalu Lama.

1. Jangan terlalu lama duduk dan rebahan

Dilansir dari Healthline, terlalu banyak duduk dan berbaring membuat kamu berisiko mengalami dead butt syndrome. Kebiasaan kurang atau malas gerak tersebut menyebabkan fleksor pinggul mengencang dan otot gluteal bermasalah.

Fleksor pinggul berfungsi menggerakan kaki untuk berjalan, naik tangga, dan aktivitas lain yang membuat kaki banyak bergerak. Kalau fleksor pinggul kaki akibat kurang gerak, ini bisa memunculkan dead butt syndrome.

Bukan hanya itu saja, otot gluteal yang kurang aktif bergerak juga rentan mengalami gluteal amnesia. Dilansir dari Bright Side, gluteal amnesia adalah kondisi otot-otot di sekitar bokong tidak berfungsi dengan baik dan menjadi pasif. Sesuai dengan namanya, gluteal amnesia membuat tubuh menjadi ‘lupa’ bagaimana cara mengaktifkan otot karena terlalu lama tidak bergerak. 

Uniknya, orang yang rutin olahraga lari berisiko lebih tinggi jika banyak menghabiskan waktu untuk duduk atau kurang bergerak. Ketegangan otot saat lari jarak jauh dan olahraga dengan intensitas tinggi lainnya membuat otot berada di posisi yang sama dalam jangka waktu yang lama, sehingga risiko dead butt syndrome jadi lebih tinggi saat tidak bergerak atau kurang stretching.

2. Apa saja gejalanya?

Gejala dead butt syndrome biasanya muncul setelah kamu duduk dalam waktu yang lama. Otot-otot gluteal di sekitar bokong jadi mati rasa atau terasa sedikit nyeri saat akan bergerak.

Gejala yang lebih serius menyebabkan rasa sakit dan kaku pada bagian tubuh lain, seperti punggung bagian bawah, pinggul, bahkan sampai ke kaki. Jika tidak mendapatkan penanganan segera, otot gluteal dan fleksor pinggul akan kehilangan kekuatannya.

Dead butt syndrome  juga menyebabkan peradangan pada bursa (pelumas dan bantalan di sekitar sendi) pinggul yang dikenal dengan bursitis. Dikutip dari WebMd, umumnya, bursitis akan terjadi di sekitar sendi utama yang ada di bahu, siku, pinggul, dan lutut.

Jika sudah mengalami beberapa gejala tersebut, sebaiknya periksa ke dokter sedini mungkin agar tubuh bisa bergerak dengan normal tanpa rasa nyeri.

3. Diagnosis dead butt syndrome

Kalau kamu mengalami gejala seperti yang disebutkan di poin nomor tiga, baiknya segera konsultasi ke dokter spesialis ortopedi atau dokter spesialis olahraga. Selain wawancara seputar riwayat medis, dokter juga akan memeriksa bagian yang kaku atau nyeri.

Bila perlu, dokter akan memberikan perawatan atau terapi khusus, sekaligus merekomendasikan olahraga yang tepat untuk meredakan gejala yang dirasakan.

4. Bagaimana cara mengatasi dead butt syndrome?

Perawatan dead butt syndrome akan disesuaikan dengan kondisi pasien. Bila dialami oleh olahragawan, mereka akan disarankan untuk beristirahat sejenak sampai otot yang bermasalah kembali normal.

Untuk mengurangi rasa nyeri dan bengkak di bagian yang sakit, kompres dingin bisa dilakukan. Pada kasus yang kronis, terapi pijat bisa jadi pilihan untuk mengembalikan kekuatan otot yang bermasalah.

Bila ditemukan adanya cedera serius pada tendon dan otot, terapi platetet-rich plasma (PRP) mungkin akan dilakukan untuk mempercepat proses pemulihan. Terapi ini dilakukan dengan menyuntikkan konsentrasi trombosit, sehingga itu dapat membantu penyembuhan tulang atau cedera.

5. Cegah sekarang juga!

Mengutip dari laman Huffington Post, cara terbaik untuk mencegah dead butt syndrome adalah banyak bergerak agar otot posterior aktif sepanjang hari. Jangan rebahan terus!

Kalau memang situasi memaksa kamu untuk duduk dalam waktu yang lama, kamu bisa berdiri sejenak untuk meregangkan otot (stretching).

Selain itu, kamu juga dapat melakukan olahraga yang berguna untuk mencegah cedera pada tubuh bagian bawah. Contohnya adalah squats, gerakan glute bridge, dan leg lift. Aktivitas fisik sederhana seperti naik turun tangga juga bisa membantu mengaktifkan otot dan tendon, sekaligus olahraga kardio yang baik untuk jantung.

Jadi, jangan malas untuk tetap aktif bergerak, ya! Kalau sampai fleksor pinggul mengencang dan otot gluteal bermasalah akibat dead butt syndrome, aktivitas sehari-hari jadi akan terganggu, bukan?

Baca Juga : Fakta Jarang Diketahui Dari Georgina Rodriguez, Calon Istri Cristiano Ronaldo.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *