BERITA KESEHATAN

Kenali Risiko Kesehatan Menikah dengan Sepupu

HOBIQQ LOUNGE – Ada banyak perdebatan mengenai bahaya menikah dengan sepupu. Namun, terlepas dari perdebatan tersebut, hal ini bisa meningkatkan risiko kesehatan pada anak kelak, salah satunya gangguan mental.

Di beberapa negara menikah dengan sepupu sudah menjadi suatu tradisi tersendiri. Ada berbagai alasan mengapa pernikahan ini dilakukan, bisa jadi karena mempertahankan keturunan atau memang didasarkan atas rasa saling suka.

Namun, masih ada perdebatan di luar sana mengenai bahaya fenomena ini. Nah, jika kamu adalah salah satu orang yang berencana untuk melakukan pernikahan ini, sebaiknya pertimbangkan dulu risiko kesehatan yang dapat mengintai.

Berikut adalah risiko kesehatan dari pernikahan antar sepupu:

Cacat bawaan lahir

Menikah dengan

HOBIQQ – Cacat bawaan lahir memang bisa menyerang siapa saja, apa pun latar belakang atau etnisnya. Akan tetapi, risiko ini bisa meningkat pada bayi yang lahir dari pernikahan sepupu.

Walaupun risiko ini hanya menyumbang sepertiga dari cacat lahir, masalah ini kerap kali terjadi di Pakistan, di mana pernikahan sepupu masih sering terjadi.

Contoh cacat bawaan lahir yang dialami oleh bayi dengan orang tua dari hubungan pernikahan ini, seperti bibir sumbing, hidrosefalus, penyakit jantung atau ginjal, epilepsi, dan tuli.

Berisiko membawa penyakit keturunan

Menikah dengan

Menikah dengan sepupu bukanlah faktor utama anak memiliki penyakit keturunan. Bahkan, kebanyakan bayi yang lahir dari pasangan ini memiliki kondisi yang relatif sehat.

Meski begitu, risiko penyakit keturunan bisa muncul ketika ada gen yang tidak biasa dalam keluarga atau orang tua bayi. Jika ayah atau ibu memiliki gen yang tidak biasa, kemungkinan anak juga akan mewarisi kondisi yang serupa seperti orang tuanya.

Namun, dalam kasus anak yang lahir sehat dari pernikahan sepupu, ini mungkin terjadi karena orang tua tidak memiliki gen yang abnormal, atau karena anak tidak mewarisi gen abnormal tersebut dari kedua orang tuanya.

Gangguan mental pada anak

Masih menjadi perdebatan apakah menikah dengan sepupu termasuk incest (hubungan darah) atau bukan. Akan tetapi, salah satu dampak terbesar dari incest adalah anak yang lahir dengan gangguan mental. Nah, ternyata pernikahan sepupu juga berpotensi melahirkan anak dengan gangguan serupa.

Menurut studi yang berjudul Health Awareness and Consequences of Consanguineous Marriages: A Community-Based Study dalam SAGE journals, dalam pernikahan normal yang tidak melibatkan hubungan kerabat, kemungkinan melahirkan anak dengan cacat bawaan lahir serius atau keterbelakangan mental adalah 3 sampai 4 persen.

Namun, angka tersebut bertambah menjadi dua kali lipat dalam pernikahan sepupu pertama, dan tiga kali lipat dalam pernikahan antara paman dengan keponakan atau bibi dengan keponakan.

Dalam pernikahan sepupu, gangguan mental bipolar menjadi salah satu konsekuensi yang berpotensi terjadi pada anak. Bipolar adalah gangguan otak serius yang menyebabkan perubahan suasana hati ekstrem dan perilaku impulsif.

Selain bipolar gangguan mental lainnya yang terkait dengan pernikahan sepupu yaitu depresi, gangguan kecemasan, kondisi kontrol impuls, gangguan suasana hati, dan lain-lain.

Bayi lahir mati

Menikah dengan sepupu juga dapat meningkatkan risiko bayi lahir mati, atau istilahnya disebut stillbirth. Pada kasus ini janin bisa meninggal pada usia kehamilan 20 atau 28 minggu.

Penyakit resesif autosom

Menikah dengan

Pernikahan yang melibatkan hubungan kerabat dapat meningkatkan risiko berkembangnya kelainan resesif autosom. Kelainan ini karena anak menerima sifat resesif autosom dari kedua orang tuanya. Beberapa jeni penyakit resesif autosom meliputi anemia sel sabit, sistinuria, fibrosis kistik, talasemia, dan fibrosis hati bawaan.

Itulah risiko menikah dengan sepupu yang perlu kamu ketahui. Secara keseluruhan, pernikahan dengan kerabat dekat memang tidak memengaruhi pasangan yang menikah.

Terlepas dari hal di atas, ada baiknya juga sebelum menikah untuk melakukan beberapa pemeriksaan kesehatan dengan pasangan.

Menikah dengan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *