Orang Baik Mudah Terkena Penyakit Psikologis
BERITA KESEHATAN

Orang Baik Mudah Terkena Penyakit Psikologis

HOBIQQLOUNGE – Ternyata Orang Baik Lebih Mudah Terkena Penyakit Psikologis Ini.

Terlepas dari kepercayaan mana pun yang diyakini, menjadi orang yang baik adalah sebuah hal yang bijak. Kamu pun mungkin cukup meyakini pula bahwa setiap kebaikan yang dilakukan pasti akan mendapat balasan yang tak kalah baik pula di kemudian hari. BANDAR Q 

Namun, tahukah kamu bahwa menjadi individu semacam ini rupanya juga memiliki sisi negatif tersendiri? Pasalnya, sebuah studi menunjukkan bahwa orang-orang yang memiliki kepekaan sosial justru cenderung mengalami sebuah gangguan secara mental tersendiri.

Ternyata Orang Baik Lebih Mudah Terkena Penyakit Psikologis Ini.

1. Risiko depresi

Menurut sebuah riset yang dipublikasikan di jurnal Nature Human Behavior, orang-orang yang baik memiliki kecenderungan menunjukkan gejala depresi dibandingkan orang-orang yang egois. Adapun definisi orang baik di sini adalah mereka yang sensitif terhadap ketidakadilan atau ketidaksetaraan.

2. Pro-sosial dan individualis

Penelitian tersebut dipimpin oleh Dr. Masahiko Haruno. Tim kemudian melakukan pengujian dengan melihat pola pikir responden dan membagi mereka ke dalam kelompok pro-sosial (rela mengorbankan dirinya sendiri untuk memperjuangkan keadilan) dan individualis. Tujuannya tak lain untuk melihat hubungan antara jenis kelompok tertentu dengan gejala klinis depresi jangka panjang.

3. Tes kepribadian dan MRI

Sebanyak 350 responden diminta untuk melakukan tes kepribadian untuk menentukan karakter masing-masing. Setelah itu, tim meneliti keinginan partisipan dalam berbagai kondisi keuangan kepada orang yang kurang mampu. Melalui pemindaian MRI, peneliti dapat melihat area mana pada otak yang aktif ketika diberikan skenario situasi tertentu.

4. Perbedaan mencolok

Pada kelompok pro-sosial, bagian amygdala memiliki aktivitas yang tinggi saat mereka dalam situasi ketidakseimbangan finansial. Sementara itu, kelompok individualis justru menunjukkan aktivitas yang tinggi pada amygdala ketika orang lain mendapatkan uang. Selain amygdala yang bagian otak yang berperan dalam melakukan pengolahan dan ingatan terhadap reaksi emosi, hippocampus juga ikut menunjukkan perubahan aktivitas pada eksperimen tersebut.

5. Pro-sosial memiliki kecenderungan depresi lebih besar

Penelitian kemudian dilanjutkan menggunakan kuesioner Beck Depression Inventory untuk melihat apakah pola dari aktivitas otak tersebut memiliki hubungan dengan gejala depresi dalam dua minggu sebelumnya. Rupanya, pola pikir pada orang-orang pro-sosial memiliki kaitan yang lebih erat dengan depresi. Kondisi ini pun tetap sama setelah dilakukan follow up setahun berikutnya.

6. Empati pada sisi ekstrem

Menurut para peneliti, orang-orang yang baik cenderung lebih mudah terkena depresi karena mereka relatif lebih mudah merasa empati, bersalah, dan stres dalam level yang lebih ekstrem. Sensitivitas emosional ini pun terhubung dengan bagian otak paling dalam dan otomatis yang memicu depresi.

7. Menjadi baik tidaklah buruk

Bagaimanapun, menjadi pribadi yang baik bukanlah sebuah kesalahan maupun keburukan. Secara ilmiah, pun, ahli saraf Dr. Mauricio Degaldo dari Rutgers University berpendapat demikian. Menurutnya, kendati kelompok pro-sosial rerata memiliki amygdala dan hippocampus yang sensitif, ada banyak bagian pada otak lainnya yang memengaruhi stres dan depresi seseorang sehingga dibutuhkan penelitian dan pengamatan yang lebih kompleks.

Pada dasarnya, menjadi orang yang peduli terhadap orang lain adalah tindakan yang baik dan terpuji. Namun, sebagai individu yang juga perlu untuk merawat diri sendiri, alangkah lebih baik bila segala sesuatunya ditempatkan dengan porsi yang ideal, ya.

Baca juga : 7 Alat & Teknik Kontrasepsi Pria



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *