Uncategorized

Sialnya Maverick Vinales di Balapan MotoGP Qatar

Maverick Vinales sempat berselebrasi di podium MotoGP Qatar 2025. (Karim JAAFAR / AFP)

HOBIQQ – Main Race MotoGP 2025 di Sirkuit Lusail hari Minggu 13 April 2025 seharusnya jadi malam spesial untuk Maverick Vinales. 

Pada balapan ini, pembalap KTM Tech 3 ini sempat memimpin balapan. Jika bertahan sampai garis finis, Maverick Vinales mencetak sejarah sebagai pembalap pertama era MotoGP bisa menang dengan empat merek motor berbeda: Suzuki, Yamaha, Aprilia, dan KTM. 

Sayang Vinales gagal mempertahankan posisi pertama. Dia akhirnya finis kedua. Inipun sudah jadi raihan spesial. Karena berstatus raihan podium pertamanya bersama tim KTM Tech 3. 

Namun malam yang seharusnya spesial berubah jadi malapetaka. Karena FIM Stewards mengkonfirmasi motor Vinales melanggar regulasi tekanan angin ban depan. 

Sebagai hukumannya, Vinales mendapat penalti 16 detik dan posisinya melorot dari urutan kedua ke 14. 

Frustrasi

Manajer Tech3 KTM Nicolas Goyon pun mengungkapkan rasa frustrasi melihat posisi kedua yang didapat Maverick Vinales harus dianulir. 

“Sangat jelas bahwa kami meninggalkan Qatar dengan rasa pahit yang sangat besar setelah kami dijatuhi penalti di menit-menit akhir,” kata Goyon.

“Maverick Vinales menjalani akhir pekan yang luar biasa, dengan kualifikasi terbaiknya musim ini. Hari ini, dia menunjukkan performa yang luar biasa.” 

“Mengendarai motor dengan kecepatan kompetitif dan bertarung dengan para pembalap di depan. Motornya cepat, dan dia mencatatkan waktu tercepat kedua, jadi semuanya bekerja dengan baik,” lanjutnya. 

Ambil Aspek Positif

Maverick Vinales
Maverick Vinales pada balapan MotoGP Qatar 2025. (Karim JAAFAR / AFP)

Meskipun begitu, Goyon coba mengambil aspek positif. Menurutnya fakta Vinales bisa bersaing di baris depan pada MotoGP Qatar adalah indikasi motor KTM kompetitif. 

Kemudian ia juga menerima penalti yang diberikan kepada Vinales. “Sayangnya kami mendapat penalti karena tekanan ban yang rendah,” Goyon menuturkan. 

“Sebuah aturan yang terkadang tidak adil, tapi aturan tetaplah aturan dan kami harus menerimanya,” lanjutnya. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *