HOBIQQLOUNGE –Ini 7 Bahaya Sodomi untuk Kesehatan Fisik dan Mental
Berdasarkan pengertian dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sodomi merupakan aktivitas seksual atau pencabulan dengan sesama jenis kelamin ataupun dengan hewan. Aktivitas seksual ini bisa berupa anal dan juga oral. Namun biasanya, sodomi identik dengan hubungan seksual anal, antara penis dan anus. Sering kali dilakukan antarpria, walau tidak
Pelecehan seksual dengan sodomi pun kerap terjadi pada anak-anak. Perbuatan kejam ini gak hanya mengganggu kesehatan fisik, namun juga mental korbannya. Berikut fakta seputar sodomi dilihat dari faktor kesehatannya.
Ini 7 Bahaya Sodomi untuk Kesehatan Fisik dan Mental
1. Sodomi menyebabkan infeksi pada anus
Korban sodomi rentan mengalami infeksi pada anus. Korban akan merasakan nyeri berulang pada area anus. Hal tersebut adalah gejala awal yang dirasakan korban sodomi. Rasa sakit ini biasanya diikuti dengan pembengkakan pada anus.
Korban akan merasakan sakit yang hebat saat buang air besar. Selain itu, infeksi anus juga memiliki tanda-tanda, antara lain sembelit, keluar cairan atau darah dari anus, demam, benjolan lunak di tepi anus dan kesulitan buang air kecil.
2. Korban gak bisa merasakan sensasi buang air besar (alvi incontinence)
Alvi incontinence adalah kondisi seseorang yang gak bisa mengontrol kapan harus buang air besar. Tiba-tiba saja kotoran bisa keluar dari duburnya tanpa bisa dikontrol. Itu biasanya terjadi saat tidur malam.
Kondisi ini disebabkan sfingter anus yang rusak. Padahal, otot-otot ini berguna untuk menahan dan meregang saat akan buang air besar. Saat otot ini rusak, seseorang akan kehilangan daya kontrolnya untuk buang air besar. Gejala yang parah bisa menyebabkan kehilangan kontrol sepenuhnya.
3. Korban rentan terkena proctitis atau radang lubang anus
Salah satu penyakit yang bisa timbul akibat sodomi adalah proctitis. Proctitis adalah peradangan lubang anus dan lapisan rektum atau saluran anus. Proctitis menyebabkan nyeri pada rektum dan menyebabkan sensasi ingin buang air besar terus-menerus. Gejala ini dapat berlangsung sebentar dan bisa bertahun-tahun.
4. Proctitis menyebabkan infeksi menular seksual
Infeksi menular seksual dapat terjadi pada siapa saja, termasuk pada korban sodomi. Adapun, infeksi menular seksual akibat proctitis, antara lain gonore, herpes kelamin, dan chlamydia. Selain itu, proctitis juga terkait dengan penyakit HIV.
5. Korban sodomi bisa mengalami trauma
Sama dengan korban kekerasan seksual lainnya, korban sodomi juga bisa mengalami gangguan psikologis, mulai dari rasa malu hingga trauma. Gangguan psikologis ini makin menjadi jika korban masih anak-anak atau remaja. Gangguan psikologi ini bisa berdampak jangka panjang. Jika gak ditangani dengan baik, korban bisa saja melakukan bunuh diri.
6. Korban sodomi pun bisa mengalami ketagihan
Korban sodomi pun ada kemungkinan menjadi pelaku di masa depan. Itu terjadi jika korban merasakan sensasi senang dan ketagihan sehingga membuatnya ingin melakukannya lagi. Ini bisa jadi kejahatan jika dia melakukannya kepada orang lain dengan cara kekerasan.
7. Kasus sodomi terjadi akibat faktor lingkungan
Kasus kekerasan seksual dengan sodomi biasanya dilakukan oleh orang dewasa yang memiliki hasrat seksual, namun gak memiliki pasangan. Karena itu, pelaku melampiaskannya pada anak-anak atau orang dewasa lainnya dengan paksaan.
Dilansir dari situs Kominfo, pada 2013, sebanyak 1.380 kasus kekerasan seks pada anak, 30 persen adalah kasus sodomi. Selain itu, korban anak-anak tiga kali lipat lebih besar daripada orang dewasa. Mirisnya, sodomi banyak dilakukan oleh orang-orang terdekat korban, seperti keluarga, tetangga atau guru.
Setelah tahu bahaya akan kekerasan seksual dengan sodomi, ada baiknya kamu mulai menjaga diri. Jaga juga keluarga dan orang-orang terdekatmu agak gak menjadi korban atau bahkan pelaku.
Baca Juga : Takut Hantu? Hal Ini Lebih Seram Daripada Ketemu HANTU