BERITA KESEHATAN BERITA UNIK BERITA VIRAL

Sulitnya Perokok untuk Berhenti, Antara Kemauan dan Tantangan

HOBIQQ LOUNGE – Sulitnya Perokok untuk Berhenti, Antara Kemauan dan Tantangan, Walaupun terjadi penurunan tingkat merokok secara global selama beberapa dekade terakhir, tetapi penggunaan tembakau tetap menjadi penyebab utama kematian yang dapat di cegah, yang me nyebabkan kematian hingga lebih dari 8 juta orang setiap tahunnya, me nurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Dukungan pemerintah untuk membantu masyarakat berhenti merokok

Sulitnya

Untuk memfasilitasi orang-orang yang ingin berhenti merokok, pemerintah sudah menyediakan beberapa strategi. Ini termasuk menyediakan layanan berhenti merokok gratis bebas pulsa bernama Quitline.INA melalui nomor 0-800-177-6565

Layanan ini bisa di akses pada hari Senin sampai Jumat pukul 07.00–22.00 WIB dan hari Sabtu pukul 07.00–21.00 WIB. 

Orang yang me lakukan konseling melalui telepon akan di layani oleh tenaga kesehatan yang telah di latih oleh dokter spesialis dan pakar Upaya Berhenti Merokok.

Dokter Nadia menyatakan bahwa petugas layanan berjumlah 13 orang yang terdiri dari satu orang supervisor, 10 orang yang melayani panggilan masuk, satu orang melayani panggilan keluar berupa konseling pendampingan, serta satu orang petugas quality control untuk menjaga mutu layanan.

Layanan berhenti merokok di RSUP Persahabatan

Sulitnya

Selain hotline, layanan untuk berhenti merokok juga tersedia di RSUP Persahabatan melalui Klinik Berhenti Merokok. Klinik ini mulai aktif sejak November 2008 dan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam mengurangi jumlah perokok. 

Program berhenti merokok di klinik ini di laksanakan selama tiga bulan dengan empat kali pertemuan. Program ini terdiri dari konseling terapi, farmakologi (menggunakan obat), hipnoterapi, dan metode lainnya untuk mengatasi adiksi maupun putus nikotin (withdrawal).

Layanan berhenti merokok juga tersedia di puskesmas

Layanan berhenti merokok merupakan salah satu strategi kebijakan pengendalian tembakau. Ini dis ebutkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020–2024, selain dari kebijakan pajak dan harga rokok, pembatasan iklan dan promosi terkait rokok, kawasan tanpa rokok (KTR), serta pendidikan atau kampanye bahaya merokok.

Berdasarkan data dari Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Januari 2023, jumlah seluruh puskesmas di Indonesia adalah sebanyak 10.445.

Kurangnya kesadaran menjadi tantangan utama

Layanan berhenti merokok yang ada saat ini tampaknya belum cukup untuk mengurangi angka pengguna tembakau di Indonesia. Clinical leader Klinik Berhenti Merokok di RSUP Persahabatan, dr. Feni Fitriani Taufik, SpP(K), M.Pd.Ked, mengakui ada banyak tantangan dalam mengurangi angka perokok di Indonesia. 

Salah satu faktor utamanya adalah kurangnya kesadaran masyarakat untuk berhenti merokok. 

“Berbeda dengan penyakit-penyakit seperti di abetes, darah tinggi, orang-orang itu sadar akan penyakit seperti itu. Mereka ada kemauan untuk berobat secara mandiri, tapi kalau perokok ini kasusnya berbeda. Kemauan (untuk berhenti) itu belum banyak kesadarannya,” jelas dr. Feni saat di hubungi oleh IDN Times.

Sulitnya akses obat untuk membantu berhenti merokok

Memang ada banyak cerita sukses berhenti merokok. Namun, untuk beberapa orang ini bisa sangat sulit. Kadang, berhenti merokok tak cukup hanya bermodalkan niat, butuh dukungan lain misalnya obat. Salah satu obat yang direkomendasikan oleh WHO adalah varenicline untuk menghentikan kecanduan nikotin.

Dari uji coba yang dil akukan oleh dr. Feni, varenicline di nilai sebagai obat yang paling efektif untuk membantu berhenti merokok. 

HOBIQQ

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *