HOBIQQ – Upacara Pelebon Di Pulau Dewata Bali
Kita sudah tahu pasti, Pulau Bali merupakan salah satu destinasi wisata yang sudah tersohor di seantero dunia. Jutaan wisatawan mendatangi Bali setiap tahunnya. Pesohor atau selebriti kelas dunia kerap menghabiskan waktunya di Bali.
Tidak hanya itu, Bali juga didatangi tokoh dunia. Sebut saja Raja Salman dari Saudi Arabia yang berlibur cukup lama di Pulau berjulukan Pulau Dewata ini.
Apa yang ditawarkan Bali? Yang sudah kita sangat kenal adalah keindahan alamnya. Bali tidak hanya menawarkan keindahan pantai berpasir putih saja seperti Kuta dan Pandawa. Bali juga menawarkan keindahan alam danau dan pegunungan.
Kebudayaan Bali seperti tari-tarian hingga pokaian daerah juga memiliki ciri khas tersendiri. Tapi dari semua itu, ada sebuah tradisi yang kerap menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Tradisi tersebut adalah Pelebon. Apakah Pelebon ini?
Mungkin pembaca lebih mengenal istilah Ngaben. Ngaben dan Pelebon ini memiliki kemiripan atau serupa tapi tidak sama. Ngaben dan Pelebon, adalah tradisi pemakaman di Bali.
BACA JUGA : Siswa Tangerang Buronan Dunia Nyawanya Dihargai Puluhan Juta!
AGENPOKER Tapi dua ritual atau prosesi pemakaman ini berbeda, dari sisi proses, biaya dan tampilan. Bukan hanya itu saja, Pelebon ini adalah ritual atau prosesi upacara pemakaman untuk bangsawan atau raja-raja di Bali.
Pelebon ini, pelaksanaannya bisa berbulan-bulan dan biaya yang dikeluarkan tidak sedikit. Prosesu dari Pelebon ini terbagi dalam dua. Yang pertama Pembaringan jenazah beserta upacara sakral lainnya dan yang kedua adalah kremasi jenazah/pelebon di setra (kuburan).
Untuk Upacara pembaringan jenazah mendiang akan dilengkapi dengan barang-barang kesukaan mendiang selama hidupnya. Setiap hari, keluarga mendiang membawakan sesajian dan suguhan berupa makanandan minuman. Keluarga mendiang menganggap bahwa mendiang masih “hidup”.
Keluarga kemudian dibantu masyarakat bergotong -royong mempersiapkan berbagai perangkat upacara pelebon. Seperti bade pelebon (menara kremasi) yang beratnya kurang lebih 6 ton dan tingginya 26 meter dengan tumpang sia (sembilan). Lembu yang tingginya bisa mencapai 7,5 meter yang akan dibakar bersama jenazah, bebantenan (sesajian), dan sebagainya.
Pengerjaan bade ini melibatkan sekitar 50-100 orang setiap harinya selama kurang lebih 15 hari sejak meninggalnya mendiang.
Biasanya, setelah diadakan berbagai upacara skaral diantaranya: upacara Nanceb. Nuasen lanNegtegan Karya yang bermakna memilih hari yang baik untuk mempersiapkan seluruh keperluan upacara agar segala hal bisa berjalan lancar. Tanpa adanya halangan baik secara sekala maupun niskala.